Pembentukan geng dan Efeknya di Dunia Perkuliahan
Bangku kuliah dan geng di kehidupan sesama perempuan rasanya adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Jika sekelompok orang membuat geng, maka yang lainpun tak ingin kalah dan ikut membentuk gengnya sendiri.
Tak jauh berbeda dengan masa SMA, hanya saja mungkin ini lebih "tahu diri" dalam arti, tidak ada kenakalan-kenakalan remaja yang terulang. Hanya perasaan seolah ingin lebih dihargai dan diakui saja saat bersama dengan gengnya. Kalau lagi sendiri mah, deeuh, sama saja.
Pembentukan geng ini juga lah yang dulu pernah kami lakukan. Bersama dengan 5 orang sahabat yang memang bisa diajak sejalan dalam pemikiran. Bisa diajak diskusi jika berbeda pendapat, dan dapat diajak menghasilkan solusi jika sedang dalam masalah.
Kehadiran geng dalam kehidupan perkuliahan juga memiliki andil akan semangat kuliah. Meski tujuan awalnya ingin berkumpul, namun di baliknya, semua anggota geng bersikukuh untuk melakukan yang terbaik demi kuliahnya. Menyemangati satu dengan yang lainnya sampai akhirnya nilai yang diperoleh di ujung semester memuaskan. Kalau sudah begini, siapa yang tak ingin memiliki geng? Banyak kok manfaatnya jika dikoordinasi dengan tepat.
Pernikahan Geng Lain dan Anggota Geng Sendiri yang Tak Kunjung Tampak Jodohnya
4 tahun telah berlalu dan kami masih saling menjaga persahabatan dan komunikasi dengan baik. Perlahan, dari geng lain mulai melayangkan surat undangan pernikahannya dengan pria yang dicintai semasa kuliah sementara kami masih sibuk dengan tawa dan dunianya anak muda. Bukan terlena, namun karena sadar, masa ini tak akan kembali dan bisa diulang lagi.
Memiliki whatsapp group sendiri membuat kami saling menguatkan dengan saling menertawakan karena undangan pernikahan tersebut. Saling bertanya "kita kapan yaa?" meski kami sendiri tak memiliki jawaban atas pertanyaan itu. Namun di baliknya, kami sama-sama saling mendoakan agar segera dipertemukan dengan sesosok pria yang takut akan Tuhan dan membawa agar lebih dekat padaNya.
Ya sudah lah ya, pernikahan bukan tentang siapa yang lebih dahulu dihalalkan lalu menang, namun sebaliknya, lebih ke kesiapan hati, mental, dan pikiran untuk memasuki kehidupan baru melibatkan dua hati dan pikiran yang mungkin akan kerap berbeda namun harus disatukan tak peduli bagaimana pun bertolak belakangnya kedua pikiran tersebut. Lalu benar-benar melepas kehidupan anak muda dan tak akan pernah kembali lagi ke sana.
Bulan Ramadan dan Berkah yang Dibawanya
Orang-orang bilang bawa bulan ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Entahlah, berkah memang bukan hanya sekedar rejeki dalam bentuk Rupiah, bisa juga tentang kesehatan, kebahagiaan, dan berita kegembiraan lain yang tak hanya datang dari diri sendiri namun juga dari orang-orang terdekat, termasuk sahabat.