Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bulan Ramadhan Bulan yang Boros, Benarkah?

2 Juni 2018   23:32 Diperbarui: 2 Juni 2018   23:41 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang berpendapat bahwa bulan Ramadan itu adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu sepanjang tahun. Banyak hal yang dapat dievaluasi di bulan ini, mulai dari sikap, hingga perkembangan rohani. Namun, di balik itu, bulan ramadan disebut-sebut sebagai bulan yang membuat seseorang lebih boros karena berbagai kebutuhan mendadak. Benarkah?

Bulan Ramadan, Alibi untuk Boros; Berbuka Puasa.

Biasanya setelah membelanjakan pengahasilannya, seseorang akan cenderung menyesal -- terutama perempuan -- meski begitu, ke depannya tetap saja digunakan tanpa kontrol.

Sebulan sebelum memasuki puasa, seperti yang pernah saya katakan di artikel sebelumnya, biasanya jadwal untuk buka bersama kerabat telah tersusun rapi di memori. Ajang silaturahmi sekaligus reuni itu juga paling dinanti.

Banyak sekali jadwal acara buka puasa bersama ini yang keseluruhannya membutuhkan dana sejumlah tertentu untuk melakukan pemesanan atas nama pribadi dan kelompok agar mendapatkan tempat yang telah dipesan dari jauh-jauh hari.

Biasanya saat didiskusikan, bayangan keseruan berlangsungnya acara menjadi alasan untuk tidak menolak menghadiri acara tersebut. Setelah beberapa kali buka puasa bersama rekan terlaksana, baru terasa dan mulai berpikir, "sepertinya duit gue minggu ini bocornya terlalu deras, deh".

Buka puasa bersama rekan itu perlu, namun jika hanya dekat satu dua minggu saja, rasanya ada beberapa pertemuan yang dapat kita tolak secara halus dan mengubahnya menjadi quality time bersama dengan keluarga.

Ada beberapa teman saya yang sibuk mengatur jadwal berbuka puasa bersama dengan teman-temannya sampai lupa bahwa rumah menantinya untuk melakukan hal yang sama.

Tak semua harus dituruti, mungkin jika kedekatan satu sama lain sudah sangat intim, seperti teman semasa sekolah atau kuliah dan teman dekat, rasanya tidak masalah jika harus membaur. Selebihnya, ada perhitungan yang harus dilakukan jika terus menerus mengiyakan ajakan buka puasa bersama oleh teman yang hanya bertemu beberapa kali saja.

Bulan Ramadan, Alibi untuk Boros; Ngabuburit Sembari Berburu Makanan Berbuka

Kata siapa makanan berbuka itu harus makanan yang dibeli dari luar?

Tak ada makanan lain yang lebih nikmat dibanding makanan yang diolah oleh tangan orang terkasih. Terjamin kesehatan dan kebersihannya, pun, mampu membuat romansa kekeluargaan menigkat. Kamu juga tak perlu harus keluar uang untuk makanan berbuka yang belum tentu sehat bagi tubuhmu.

Belum lagi, BBM yang kamu gunakan untuk bepergian selama ngabuburit menjadi salah satu alasan semakin cepatnya aliran uang mengalir dari rekeningmu.

Bulan Ramadan, Alibi untuk Boros; Perlengkapan Idul Fitri Harus Baru

Kenapa sih saat perayaan hari besar selalu menginginkan baju baru? Siapa yang memulai tradisi ini? Tak hanya Muslim, agama saya, Kristen, juga melakukan hal yang sama.

Bagaimana dengan mereka yang tidak terlalu beruntung urusan ekonomi? Apa yang akan mereka lakukan untuk bisa merasa sejajar dan tak minder saat merayakan hari besar keagamaan dengan orang-orang yang muncul di rumah ibadah dengan semua perlengkapan yang serba baru? Ataukah mereka terlahir untuk tak merasakan kehangatan rumah ibadah karena tak terus 'terbungkus' kata minder?

Apa rumah ibadah diciptakan hanya untuk mereka yang sanggup datang dengan aroma wangi parfum dan pakaian cantik, rapi dan baru di hari-hari tertentu? Jika ya, tak heran jika banyak orang yang memutuskan untuk tak lagi berkunjung ke rumah ibadahnya.

Jikapun itu memang harus dilakukan. Maka apa yang salah dengan pakaian dari perayaan hari besar sebelumnya?

Gengsi adalah satu-satunya biang keladi sekat yang tak tampak ini. Tak ada yang salah dengan menggunakan pakaian yang lama. Jikapun kamu ingin tampil baru karena khawatir akan diketahui teman-temanmu akibat setiap hal yang kamu lakukan terdokumentasi rapi di akun Instagram -- meski kemungkinannya kecil -- maka berkreasilah!

Rombak pakaianmu dan jadikan baru versi kesukaannmu.  Tak harus membeli. Kamu hanya perlu kreativ untuk membuatnya terihat baru dan berbeda dari pakaianmu di tahun sebelumnya.

Bulan ramadan tak pernah membuat seseorang menjadi boros, gengsi dan harga dirilah yang membuatnya hadir,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun