Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Pertama Kali Menjajal Bakso "Bertulang" di Festival Kuliner Ngabuburit

3 Juni 2018   02:00 Diperbarui: 3 Juni 2018   16:42 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu spot foto di lokasi festival kuliner ngabuburit | Foto: Efa Butar butar

Yuhuuu, bagaimana puasanya saudara-saudara yang menjalankan ibadah puasa? Masih lancar? Atau sudah mulai bolong?

Hmmm... Semoga jangan sampai bolong yaa. Tidak ada yang tahu tentang umur, bersyukur tahun ini masih dipertemukan dengan bulan yang suci, tentang ke depannya, kita tak dapat meyakinkan diri atas semua rencana-Nya pada kita, bukan? Jadi jangan melakukan ibadah puasa setengah-setengah. Sempurnakanlah karena kita belum tentu kembali menginjakkan kaki di waktu yang sama di tahun-tahun berikutnya.

Oke, sekian 'ceramah singkat' nya. Hehehe

Salah satu yang paling dinanti-nanti dari datangnya bulan Ramadan ada kegiatan ngabuburit. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk menanti berbuka puasa. Berkeliling ke tempat-tempat tertentu yang disukai bersama dengan orang-orang terkasih.

Kegiatan ngabuburit di sore hari ini tak hanya dilakukan oleh umat Muslim yang memang sedang menjalankan ibadah puasanya, namun, mereka yang berasal dari agama lain juga ikut kecipratan keseruan ngabuburit karena maraknya tempat-tempat seru dadakan yang memang hanya dibuka selama di bulan ramadan.

Seperti yang saya sebutkan di atas, bahwa tak hanya umat Muslim yang hanya menikmati aktivitas ngabuburit, namun juga mereka yang berasal dari agama lain. Maka, bersama dengan Komunitas Pecinta Kuliner (KPK) Kompasiana, saya berkesempatan untuk merasakan serunya ngabuburit di Festival Kuliner Ngabuburit, La Piazza, Summarecon Kelapa Gading. Seperti apa keseruannya?

Mengapa di Festival Kuiner Ngabuburit Summarecon Mal Kelapa Gading?

Festival Kuliner Ngabuburit merupakan event kuliner yang diadakan oleh La Piazza, Summareon Mal Kelapa Gading dalam rangka bulan suci Ramadan. Festival ini diselenggarakan mulai tanggal 18 Mei hingga 3 Juni 2018.

Kartu Festival Kuliner Ngabuburit | Foto: Efa Butar butar
Kartu Festival Kuliner Ngabuburit | Foto: Efa Butar butar
Event ini sendiri dibuat tak lepas dari tradisi ngabuburit yang sudah menjadi agenda favorit masyarakat dalam rangka menunggu waktu berbuka puasa. Festival ini kembali hadir sebagai ajang bagi para pengunjung untuk dapat berkumpul, bersilaturhami, hingga reuni sembari berwisata kuliner dengan ragam menu makanan dan minuman yang tersedia. Ungkap Tommy L, selaku Center Director Summarecon Mal Kelapa Gading.

Mulai dari Ayam Taliwang Seruni dan Ayam Pedas Bali, Bagoja, Bakmi Mercon Ha-El, Bakso Bakwan Malang Cak Jambul, Bakso T-Sumsum Mejiku, Baso Aci Bandung, dan masih banyak lagi ragam menu yang tersedia yang tak hanya makanan, namun juga pilihan minuman yang banyak diburu banyak orang saat berbuka puasa.

Suasana Festival Kuliner Ngabuburit di malam hari | Foto: Efa Butar butar
Suasana Festival Kuliner Ngabuburit di malam hari | Foto: Efa Butar butar
Selain banyaknya menu yang tersedia, Festival Kuliner Ngabuburit juga dilengkapi dengan dekorasi khas ramadan yang membuat kondisi lokasi makan lebih bersahabat dan hangat. 

Meski posisinya berada di outdoor, pengunjung kini tak dipersulit karena beberapa bagian tempat duduk yang tersedia telah diberi atap sehingga bila panas menyengat, pengunjung tak berhadapan langsung dengan sinar matahari. Sedangkan di malam hari, lampu-lampu dinyalakan sehingga lebih memperindah suasana sekitar. Untuk foto-foto? Jika pintar menjadi spot, maka seharusnya tempat ini cukup bisa direkomendasikan untuk dikunjungi.

Salah satu spot foto di lokasi festival kuliner ngabuburit | Foto: Efa Butar butar
Salah satu spot foto di lokasi festival kuliner ngabuburit | Foto: Efa Butar butar
Di sana, ada pula beberapa hiburan yang disajikan untuk memanjakan pengunjung selama festival berlangsung seperti Acoustic Performance, Punokawan Show, Games by MC, Gambus Performances, ada juga Parade Bedug, Kultum Ustadz, dan Dance Ramadan Show.

Menjajal Bakso 'Bertulang'

Hal yang pertama dilakukan begitu tiba di La Piazza dan memasuki Festival Kuliner Ngabuburit tentunya mencari beberapa spot foto yang unik untuk didokumentasi, lalu kemudian berkeliling mencari tahu menu-menu yang tersedia dan siap disantap saat jam berbuka tiba.

Menu pertama yang muncul di kepala adalah es durian. Bukan hanya karena sudah lama tak menyantapnya, namun karena benar-benar menyukai durian yang hanya bisa dinikmati hanya di musimnya. Jadilah menu tersebut menjadi sasaran pertama bahkan sebelum waktunya berbuka puasa. Hehehe.

Es Durian sebagai santapan pembuka di KPK Ngabuburit | Foto: Efa Butar butar
Es Durian sebagai santapan pembuka di KPK Ngabuburit | Foto: Efa Butar butar
Ada satu yang menarik ketika berkumpul bersama dengan peserta ngabuburit lainnya, seporsi bakso dengan asap yang masih mengepul menarik perhatian saya. Bukan hanya karena bakso yang terlihat semakin nikmat saat perut sedang lapar-laparnya, namun karena adanya tulang sumsum dengan ukuran besar tepat berada di sampingnya yang ternyata merupakan paket lengkap menu bakso tersebut.

Tulang sum sum siap dijual | Foto: Efa Butar butar
Tulang sum sum siap dijual | Foto: Efa Butar butar
Huaa, katroknya langsung keluar. Mulai deh kepo nanya-nanya itu apaan? Enak atau tidak? Bagaiman cara makannya?

Awalnya saya pikir bakso-bakso kecil dimasukkan ke dalam tulang sumsum tersebut, lalu kuah yang telah terlebih dahulu diracik dengan bumbu sesuai selera dimasukkan kembali ke dalamnya agar menambah cita rasa bakso. Namun pemikiran tersebut saya tepis seketika karena di dalam tulang sumsum tersebut telah berdiri manis sebuah sedotan plastik yang juga berukurang sedang. Yang artinya adalah, asumsi saya salah.

Tak ingin sibuk dengan rasa penasaran, saya memutuskan untuk memesannya dan menikmati langsung makanan tersebut. Satu lagi, ingin mencoba langsung bagaimana rasanya menyantap sumsum dengan menggunakan sedotan? Hah, baru tahu saya!

 Menikmati sumsum dengan sedotan

Demi menghilangkan rasa penasaran, saya memesan porsi mini. Ngga apa-apa, biar besok-besok ngga penasaran lagi. Lagipula, saya sangat menyukai bakso, jadi paket menu ini tentu tak akan menimbulkan penyesalan karena terbilang sangat baru untuk dinikmati.

Karena memang kebetulan saat saya memesan bersamaan dengan bunyinya alunan bedug yang berarti puasa hari itu telah berakhir, masa bersamaan dengan itu, pesanan membludak. Saya harus ngantre sekitar 30 menit untuk mendapatkan pesanan saya. Tak heran, menu mereka terlalu unik untuk tidak dinikmati.

Tampilan pesanan saya sebelum dieksekusi | Foto: Efa Butar butar
Tampilan pesanan saya sebelum dieksekusi | Foto: Efa Butar butar
Menu yang saya pesan adalah Bakso Babat Sum sum, yang di dalamya terdapat bakso, tulang sum sum ukuran kecil, babat, daging dan tetelan serta free nasi.

Saking perut sudah bergemuruh, dan penasaran semakin tinggi, saya bahkan tak lagi peduli pada free nasi yang ditawarkan dan tak kepikiran untuk menanyakannya. Nah, bagi kamu yang berencana untuk menikmati menu ini di Festival Kuliner Ngabuburit, ingat menu yang kamu pesan dan bonus apa yang ditawarkan oleh penjual. Mengingat kesibukan penjual bakso ini begitu tinggi sehingga diharapkan konsumen juga turut membantu dengan mengingatkan apa saja yang perlu disiapkan oleh penjual sesuai menu yang ditawarkan. Kalau tidak, ya sudah, kemungkinan menu bonus bisa saja terlupakan. Hheheh.

Kembali pada urusan pesanan yang telah di depan mata.

Saya langsung mencari tahu keberadaan sumsum pesanan saya yang bersembunyi di balik bakso, mie dan sayur-sayuran di atasnya. Mengambil sedotan untuk kemudian disantap sebagaimana yang diajari oleh peserta KPK Ngabuburit lainnya.

Percobaan pertama menyantap sum sum dengan sedotan gagal total. Saya tidak berhasil membujuk sumsum tersebut untuk mau tertarik lalu kunikmati. Percobaan kedua yang keluar hanya berbentuk air saja dari tulang tersebut. Hahahah.

Menjajal santap tulang sum sum dengan sedotan | Foto: Efa Butar butar
Menjajal santap tulang sum sum dengan sedotan | Foto: Efa Butar butar
Tak ingin dikerjain sama makanan, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil sumsum dari tulang tersebut dengan menggunakan garpu. Dengan demikian, maka harapan saya untuk menjajal memakan sum sum dengan menggunakan sedotan pun gagal sudah.

Sisaan rasa kaldu atau kuah bakso di dalam sum sum masih terasa, hanya saja karena memang semuanya lemak, eneg juga makannya. Jadi, bila kamu bukan pecinta lemak. Jangan coba coba untuk mencicipinya. Mengingat beberapa orang yang menikmati lemak total seperti itu biasanya mudah sekali pusing bahkan mual karenanya.

Selesai berurusan dengan sumsum, saya berpaling pada bakso. Makanan favorit yang kelihatannya kurang menantang tanpa tambahan banyak cabai dan saos -- maklum, penderita asam lambung tidak bisa terkena pedas -- dan hal yang pertama saya katakan setelah gigitan pertama bakso tersebut adalah "Baksonya enak bangettt!" yang akhirnya mengundang tawa peserta lain.

Enaknya bakso| Dokumentasi pribadi
Enaknya bakso| Dokumentasi pribadi
Rasa baksonya memang enak terlepas dari kaldu yang membungkusnya. Tekstur yang tak terlalu lembut dan kekenyalan yang pas pada bakso menjadi salah satu alasan mengapa bakso ini layak direkomendasikan. Urusan rasa, sebaiknya kamu juga ikut mencoba sendiri bakso "bertulang" ini.

Penasaran seperti apa itu bakso bertulang?

Jawab rasa penasaranmu sebelum menyesal. Segera ke La Piazza Festival Kuliner Ngabuburit karena event terakhir dilaksanakan besok, 3 Juni 2018.

SELAMAT BERSANTAP!

Dokumentasi KPK Kompasiana
Dokumentasi KPK Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun