Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abang Ojol dan Drama yang Kerap Terjadi pada Penumpang

4 Mei 2018   07:52 Diperbarui: 5 Mei 2018   03:09 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abang Ojol dan Penumpang | Foto: ediutomoputra.com

Yang jadi pertanyaan, kenapa mereka engga mau angkut? Toh saya sebagai penumpang bayar juga.

2. Abang Ojol yang Suka Amnesia Soal Hitung-hitungan

Nah masalah kembalian ini krusial ini. Urusan Rp 2.000 yang sering disepelekan dan kerap sekali mereka pura-pura tidak tahu dengan kembalian itu. Wajar sih, mungkin dalam benaknya "Rp 2.000 doang" yang jadi masalah adalah kalau penumpang seperti saya yang setiap hari naik 4 kali ojek online. 20 kali seminggu x 2.000 = 40.000. Jika kali sebulan? Bangkrut aing, Bang!

Pernah Mas Rizky membuat pertanyaan dalam instastorynya terkait dengan penggunaan jasa aplikasi ojek online ini. Pertanyaannya kira-kira "Apa yang akan diberikan terlebih dahulu kepada abang ojol antara uang atau helm?"

Tergantung. Jika uang yang akan dibayarkan ada kembalian, serahkan uang terlebih dahulu agar pengemudi memiliki waktu untuk menyiapkan kembalian sementara kita bisa melepas helm. Karena jika kita serahkan helm terlebih dahulu kemudian uang, biasanya kita langsung ditinggal dan kembalian harus diikhlaskan untuk mereka. Hahahaha. Jika uang pas, biasanya saya serahkan ya basing-basing, helm duluan boleh. Uang duluan boleh.

Menurut saya, alasan para pengemudi tidak memberikan kembalian adalah:

  • Anggapan bahwa Rp 2.000 tidak akan memiskinkan pengguna jasa ojol,
  • Malas mengeluarkan dompet. Katanya ribet!
  • Tidak ada kembalian.

Well, kalau tidak ada kembalian biasanya memang saya selalu anggap itu rejeki si abangnya. Justru kalau mereka pura-pura bodo amat dengan kembalian saya malah saya pantengin saya tungguin. Helm ga saya kasih-kasih. Hahha. Jahat ya? Engga sih menurut saya! Karena saya sebagai penumpang tidak merugikan pengemudi dari segi apapun.

"Kok engga bayar dengan non tunai saja?"

Kapok! Pernah isi, tiap kali order, saya belum di pick up, tau-tau di aplikasi saya dinyatakan sudah tiba ditujuan dan saldo dipotong. Mau refund ke ojolnya makan waktu seminggu baru turun. Engga mau lagi!

3. Mengemudi Kebut-kebutan

Ini juga satu. Mengemudi kebut-kebutan. Sudah ditegor, masih saja dikebutin. Entah dia tidak menghargai konsumen, atau memang ada yang sedang urgent yang dikejar, engga tau deh. Yang jelas mengemudi kebut-kebutan di jalanan itu sangat merugikan konsumen. Karena kalau terjadi kecelakaan, bukan mereka yang pusing untuk biaya ini itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun