Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambangi Tempat Lahirnya Kru Pesawat yang Profesional

10 April 2018   10:49 Diperbarui: 10 April 2018   10:52 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GITC dibekali dengan ragam pepohonan dan taman yang hijau | Foto: Efa M. Butar butar

Menjajal Simulator

Duduk di kursi Pilot di Cockpit simulator | Foto: Dewi P
Duduk di kursi Pilot di Cockpit simulator | Foto: Dewi P
Langit boleh luas sekali, namun tidak boleh terjadi satu kesalahan sekecil apapun. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan dalam penerbangan adalah hal yang paling krusial, oleh sebab itu, seluruh kru pesawat diwajibkan untuk memahami setiap prosedur dari hal yang paling rumit hingga yang paling sederhana sekalipun.

Lagi-lagi, seluruh peserta Kompasiana Blogtrip Aviasi ini terbilang beruntung karena berkesempatan untuk menjajal langsung seperti apa sih kondisi saat seorang calon Pilot mengadakan simulasi. Dan yang paling menariknya lagi, simulasi dipimpin langsung oleh Bapak DR. Ir. Agus Susanto selaku Direktur Jenderal Perhubungan Udara. 

For your information aja nih, sekali jajal satu jam alat simulator pada umumnya membutuhkan biaya $400 hingga $500 per jamnya. Satu jam tentu bukanlah takaran seorang Pilot dan Co Pilot dapat disebut ekspert, telah lulus uji dan siap untuk terjun langsung ke lapangan. Butuh ratusan jam terbang untuk dipercaya membawa penumpang. Kali $400? Hitung sendiri ah! Banyak!


Sedikit berbeda dengan bentuk kepala pesawat pada umumnya, simulator didesign dengan bentuk yang sedikit mengarah ke bentuk kotak. Simulator 4 dimensi ini memungkinkan setiap Pilot dan Co Pilot benar-benar merasakan dan mendapatkan sensasi seperti tengah mengendarai pesawat sesungguhnya.

Mulai dari take off, cuaca yang tak bersahabat -- bahkan ada petirnya (wkwkwk, maaf saya katrok lagi. Maklum... baru pertama kali), jarak pandang yang sangat terbatas, sirine bahaya, dan berbagai hal lain yang mungkin saja akan ditemui pada saat di lapangan. Simulator juga sesekali tampak bergerak meski saat itu, kami memang tidak ikut serta di dalamnya. Hehehhe.

Keseluruhan simulasi ini bagi saya dapat dikatakan menyeramkan juga meski tak sungguh-sungguh terjadi. Gerakan pada simulator kemarin cukup kuat dan jika saya yang berada di dalam pesawat, mungkin saya pusing sekaligus takut juga kali yaa. Heheheh. Berbagai aplikasi pada alat simulator dibuat dengan berbagai kondisi termasuk yang menyeramkan sekalipun sehingga Pilot dan Co Pilot yang sedang berlatih kemampuan mengemudi, dapat pula sekaligus melatih kontrol diri dalam menangani hal emergency dan tidak panik.

Dari cockpit simulator, calon Pilot dan Co Pilot juga disajikan dengan pandangan sebagaimana bandara tujuan yang sebenarnya. Mulai dari petugas parkir, gambaran bandara yang dituju, hingga icon dari kota tujuan yang ada di bandara tampak jelas dalam simulator.

Lalu apakah dengan alat simulator ini seorang calon Pilot dan Co Pilot dapat dikatakan sudah lulus uji coba dan layak untuk menerbangkan pesawat dan membawa penumpang?

Alat simulator ini didesign khusus persis seperti pesawat sesungguhnya. Itu sebabnya, meski hanya sebatas simulator, harganya bahkan mendekati harga pesawat yang sesungguhnya, lho.

Pramugari dan Panelis Produk Pangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun