Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ragam Nilai Positif yang Muncul dari Menjadi Seorang Kompasianer

8 April 2018   09:04 Diperbarui: 8 April 2018   09:23 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Blogtrip Kompasiana bersama Alam Sutera, Sabtu 7 April 2018 kemarin, menjadi sebuah perjalanan yang menyadarkan beberapa hal yang telah berhasil saya peroleh selama menjadi seorang Kompasianer. Hal-hal yang selama ini sudah terbentuk namun tidak saya sadari, dan mungkin Kompasianer atau Blogger lainpun merasakan hal yang sama.

Tanggung jawab

Ini merupakan momok paling penting dari menjadi seorang Kompasianer. Ada 3 sisi yang harus dilihat dari tanggung jawab.

Tanggung jawab terhadap admin Kompasiana

Dalam setiap acara yang diadakan Kompasiana, ada banyak sekali Kompasianer yang memiliki keinginan untuk ikut serta dalam acara tersebut. Namun tidak semua yang terpilih, hanya beberapa sesuai kuota yang admin dan penyelenggara butuhkan.

Saya sendiri sebenarnya tidak memahami bagaimana prosedur pemilihan Kompasianer oleh para admin. Bagi saya, ketika Kompasiana mengadakan suatu acara dan kebetulan waktu saya juga kosong, saya pasti akan mendaftarkan diri. Terpilih atau tidaknya, ya tidak masalah. Terpilih syukur, tak terpilih ya tidak apa-apa, itu artinya ada Kompasianer lain yang lebih kompeten dalam memberikan review acara yang diselenggarakan.

Jika terpilih, senang tentunya. Namun setelah itu, kepercayaan yang telah diberikan oleh admin untuk 1 kursi acara tentu membutuhkan feed back yang dalam hal ini adalah tulisan. Bukankah sejak awal acara ini diselenggarakan bertujuan untuk mengenalkan acara dan produk penyelenggara kepada publik baik melalui sosial media juga tulisan?

Tanggung jawab terhadap ilmu yang telah diberikan pembicara

Berhak mendapatkan 1 kursi dari admin setara dengan ragam informasi dari beberapa pembicara untuk dibawa pulang. Dari sekian banyak Kompasianer yang ingin mendengarkan informasi tersebut, hanya yang diberi kursilah yang berhak mendapatkannya. Bukankah terlalu egois jika ilmu dan informasi tersebut ditelan sendiri tanpa dibagi-bagi?

Selain telah melaksanakan tanggung jawab, membagikan ilmu yang diperoleh dari suatu acara sama halnya dengan memberikan kesempatan kepada Kompasianer yang tak terpilih mendapatkan bayangan seperti apa berjalannya acara tersebut. Atau mungkin tulisan yang dibagikan juga menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan Kompasianer yang muncul ketika acara tersebut diumumkan, yang ingin langsung ditanyakan pada pembicara namun sayangnya dia tidak terpilih.

Tanggung jawab sekaligus kesadaran diri untuk menyebarkan ilmu atau pengetahuan kepada pembaca

Poin ini yang kadang cukup sulit untuk dilakukan. Bukan karena tidak memiliki kesadaran diri, melainkan kadang lebih ke penyesuaian waktu. Kerap sekali saya sebagai seorang Kompasianer mengundur waktu untuk menulis dan tanpa disadari tau tau ude deadline aje! Begitu kira-kira bahasa yang kita pakai sesama Kompasianer. Atau mungkin sadar ketika DL sudah berlalu dan belum nulis apa-apa. Jahaddd!

Oleh sebab itu, saya sering memilih untuk ngedraft inti-inti acara yang sudah saya ikuti. Membuat poin-poin penting apa yang ingin saya sampaikan kepada pembaca dari narasumber, malam hari setelah acara berlangsung. Tapi ya memang terkadang susah untuk direalisasikan sih, apalagi berketepatan jika kantuk dan lelah menghampiri.

Kepercayaan

Orang bilang menjaga kepercayaan itu sulit dan saya setuju dengan ini. Satu kursi dari sedikit kuota itu sangat mahal lho di Kompasiana! Banyak sekali orang yang antri dan berlomba untuk mendapatkan kuota tersebut. Kalau memang jauh-jauh hari begitu diumumkan terpilih kondisi tidak memungkinkan untuk ikut mbo yo kabarin gitu lhoooo.

Mari abaikan tentang sakit, bagaimana pun, tidak ada yang tau kapan penyakit hinggap di diri kita. Tentang sakit, ini hanya kembali ke kejujuran masing-masing individu terpilih. Nah tentang yang tiba-tiba hilang pada saat acara? Ish kan nyebelin ya??!

Peserta udah kumpul semua donggg kemarin, dan selama 30 menit tinggal nunggu satu orang lagi. Tau-tau ada kabar engga jadi ikut. Ishhhh, tau gitu kita udah jalan dari tadiiiii. Eaalahhh semua peserta langsung ngedumel. Beberapa hari sebelum itu, ada banyak Kompasianer yang mengatakan tertarik untuk ikut dan sayangnya tidak terpilih. Kan kuota jadi bolonggg.

Peserta aja gerem, gimana adminnya ya? -_-

Nama baik

Ada yang menarik saat berada di Commuter Line usai menerima materi Aviasi dari Dirjen Perhubungan Udara 25 Maret 2018 yang lalu. Beberapa orang Kompasianer berada di satu gerbong yang sama. Saat itu saya kebetulan mendapatkan tempat duduk sementara yang lainnya berada tepat di depan pintu sembari berpegangan pada pegangan tangan yang tergantung di bagian atap KRL.

Seorang Ibu dengan bayi membuat saya bergabung dengan mereka dan nimbrung dengan obrolannya.

Obrolan itu seru. Mereka tertawa lepas. Sampai saya mengetahui bahasan yang tengah dibicarakan, yaitu tentang sebuah persiapan dus dan isi yang akan dibawa pulang yang katanya baru terjadi sekali ini dalam sejarah ragam acara yang berlangsung di Kompasiana. Nilai saja sendiri itu pantas atau tidak.

Etika

Kalau sudah berbincang dengan sesama Kompasianer, memang sih kadang suka bikin kalap. Sampai akhirnya pernah satu kali saya dan beberapa orang Kompasianer di sebelah saya kena tegor MC acara karena cekikikan. Hahahahaha. Dari sana, sejak pembicara sudah masuk, saya mulai rem nada suara dan membatasi obrolan.

Terlepas dari dunia kerja yang memang dapat juga membentuk nilai-nilai di atas, menjadi seorang Kompasianer yang acaranya dapat dikatakan tidak rutin sehingga kerap dipandang sebelah mata bagi beberapa orang, sebaliknya adalah prioritas bagi banyak orang.

Disadari atau tidak, bagi mereka yang menganggap bahwa Kompasiana adalah prioritas, nilai-nilai di atas akan terbentu dengan sendirinya. Malu, ada beban tersendiri ketika tau melanggar salah satu aturan yang telah dicantumkan meski sebenarnya tidak fatal. Ya itu tadi, pemahaman bahwa ada banyak sekali orang yang ingin dipilih, sebagai yang terpilih tak seharusnya saya melakukan sesuatu yang merugikan semua pihak; yang tak terpilih, admin, penyelenggara termasuk pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun