Untung terus berada di pihak ketiga remaja tanggung tersebut, bukan hanya memiliki seorang Datuk yang luar biasa, rupanya, Hepi juga masih memiliki satu orang penjaga lainnya yang tak kalah hebat, Datuk Luko. Pahlawan yang memilih untuk mengurung diri dari keramaian kampung dan tak ingin menampakkan diri. Pahlawan yang oleh seluruh penduduk kampung digosipkan sebagai orang gila yang memiliki sejuta ilmu yang mengerikan. Termasuk mencetak uang. Selama ini, demi bisa menghasilkan uang dengan cara yang lebih cepat, hanya Hepilah yang berani berkunjung ke sana dan berbicara banyak hal dengan Datuk Luko. Hal yang hebat adalah, dia berhasil membuktikan bahwa desas desus yang selama ini beredar di masyarakat adalah isapan jempol belaka.
Alam takambang jadikan guru berhasil membuat Hepi bangun. Berhasil membuatnya menyadari bahwa yang dia perjuangkan selama di perantauan bukan karena dia dendam pada Ayahnya yang meninggalkannya, sejujurnya ada rindu yang terbersit di sana dan keinginan untuk terus bersama. Hanya saja, gengsi merajai hati untuk terus dijaga.
***
Novel 'Anak Rantau" karya A. Fuadi saya dapat saat mengikuti Blogshop Kompasiana bersama A. Fuadi. Sebagai seorang anak rantau, saya pikir novel ini tentu menarik. Saya pikir, barangkali saya dapat merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan tokoh. Bagaimana getirnya saat sendirian di kejauhan sementara berjuang butuh seseorang untuk menenangkan dan kembali membangunkan di kala jatuh.
Novel ini diracik dengan cara yang menarik. Sebuah pesan bahwa sebagai seorang anak rantau, banyak hal yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran, apa saja. untuk membuat diri setingkat dari diri yang sebelumnya.
Berkisah pula tentang sejarah, adat istiadat, deskripsi danau dan surau yang dikemas dengan ringan untuk mempermudah pembaca mendapatkan visualisasi bagaimana cara yang mudah untuk mendapatkan gambar keduanya.
Tak hanya menyusup ke hati dari sisi melankolisnya, cerita juga diseimbangkan dengan kesan mistis yang lahir dari sosok seorang Datuk Luko, ketegasan yang terlalu dari seorang Datuk Marajo Labiah, ayah Martiaz dan Kakek dari Hepi yang akhirnya melahirkan pertikaian yang memisahkan keduanya hingga puluhan tahun.
Pembaca juga disajikan pada cerita menegangkan sekaligus geli pada kisah Zen dan Attar yang mengalahkan takut demi memiliki mainanan anak Jakarta yang hanya dimiliki oleh Hepi. Untuk dapat memiliki mainan tersebut, ada syarat dari Hepi untuk keduanya, yaitu menyentuh daun pintu Datuk Luko.
Diisi dengan beberapa Bahasa Padang sehari-hari juga menjadi cerminan penulis akan kecintaannya pada tanah kelahiran. Ini juga bermanfaat untuk pembaca yang ingin mengenal atau menambah beberapa kosa kata Padang.
Anak Rantau, Alam takambang jadikan guru,sebuah novel karya A. Fuadi yang menginspirasi.
"Bagaimana sedih dan merasa terbuang itu melemahkan,. Bagaimana terlalu berharap kepada manusia dan makhluk itu mengecewakan. Jadi, kalau merasa ditinggalkan, jangan sedih. Kita akan selalu ditemani dan ditemukan oleh yang lebih penting dari semua ini. Resapkan ini: kita tidak akan ditinggalkan Tuhan,. jangan takut sewaktu menjadi orang terbuang. Takutlah pada kita yang membuang waktu. Kita tidak dibuang, kita yang merasa dibuang. Kita tidak ditinggalkan, kita yang merasa ditinggalkan. Ini hanya soal bagaimana kita memberi terjemah pada nasib kita."