Sebuah produk selalu identik dengan kemasan.
Di Mata Kuliah Kemasan Pangan pada saat kuliah dulu, dikatakan bahwa hanya butuh 2 detik bagi konsumen untuk menentukan apakah mereka akan membeli sebuah produk atau tidak. Dan keputusan itu ditentukan oleh kemasan. Hal ini berlaku terutama untuk produk baru atau produk-produk yang belum banyak diketahui oleh orang lain.
Maka sudah dapat diketahui apa yang akan terjadi jika kemasan tidak menarik bukan? Produk hanya dilihat lalu konsumen akan berlalu begitu saja tanpa mengambilnya. Produsen kehilangan satu konsumen. Dalam satu jam, ada berapa konsumen yang akan melewatinya? Maka sebanyak itu pulalah produsen kehilangan konsumen.
Kemasan adalah salah satu poin penting yang harus diperhatikan oleh produsen pangan - Namun bukan berarti proses pemilihan bahan baku hingga proses produksi dapat disepelekan - Semakin menarik sebuah kemasan pangan, maka semakin tinggi kemungkinan akan dilirik oleh konsumen dan terjual.
Sore ini, saya disuguhkan dengan satu kotak persegi panjang terbuat dari kertas mirip karton dengan di bagian atas terdapat satu bulatan yang dikemas dengan plastik bening yang mempertontonkan isi produk. Bagi seorang wanita, kemasan tersebut memang menarik, pink - peach - dengan beberapa bentuk bunga di sana. Belum lagi, plastik bening di bagian atas memberikan bocoran tentang isi produk yang ternyata tak kalah menarik. Makanan!
Sedari awal saya menyukai persegi panjang tersebut adalah karena kemasan. Lalu diikuti dengan kenyataan bahwa isinya adalah panganan.
Begitu dibuka, makanan tersebut terdiri dari beberapa warna sebagai indikator dari varian rasa yang disuguhkan konsumen, hal lain yang memikat adalah bahwa bentuknya mirip bunga favorite saya, Mawar.
Perpaduan bentuk, warna makanan serta kemasan yang menarik merupakan paket komplit yang memikat hati konsumen. Tak heran jika banyak yang tertarik pada pandangan pertama, khususnya untuk kaum hawa.
Saya memang tidak membaca namanya, dengan begitu, mengandalkan indera perasa saya, saya akan berusaha mengetahui makanan jenis apa yang sedang saya konsumsi, varian rasa apa yang sedang saya makan, dan beberapa "kekepoan" lainnya yang ingin saya ketahui melalui indera perasa tanpa membacanya terlebih dahulu pada kemasan pangan. Di Teknologi Pangan, ini disebut "Panelis".
Dan tahu tidak pemirsa? Makanan itu adalah Bakpao!
Unik sekali bukan! Ini terlalu menarik untuk menggambarkan sebuah bakpao dan saya tidak terpikirkan bahwa makanan yang saya makan itu adalah bakpao.
Tahu apa yang paling menarik dari urusan bakpao ini?
Di benak konsumen, bakpao selalu dijual oleh abang-abang naik sepeda atau naik motor dengan sebuah kukusan besar di bagian belakang untuk memastikan kondisi bakpao tetap hangat. Dan biasanya itupun warnanya flat, putih gading. Tak peduli varian apapun yang kita inginkan, kita akan bertemu dengan warna yang sama.
Dan saat kita ingin membelinya, bakpao akan dibungkus dalam kemasan kertas bekas yang telah dibentuk sesuai ukuran bakpao lalu dibungkus kembali dengan plastik kresek dengan banderol harga Rp 10.000 per bakpao dengan varian rasa coklat. Rp 15.000 untuk bakpao berisi daging (Pernah beli dari babang -babang bakpao yang muter).
Dengan ukuran yang bahkan lebih kecil dari ukuran setengah bakpao yang biasa dijual pedagang bakpao keliling, harganya sedikit lebih mahal. Dan dengan menawarkan konsep kemasan yang menarik, bentuk yang lucu serta beragam warna yang cantik, konsumen akan lebih memilih untuk membeli bakpao yang kedua kan?
Konsumen akan jauh lebih percaya diri memegang produk yang demikian saat bertandang ke rumah saudara. Meski bakpao sering dianggap sebagai makanan keliling, penerima pasti tidak akan sungkan atau ragu jika sudah dikemas dengan demikian ciamik.
Yang ingin saya sampaikan adalah, jangan pernah sekalipun mengatakan "terserah" (khususnya wanita) buat teman-teman sekalian yang saat ini sedang berurusan dengan produk pangan dan sedang dalam tahap membuat desain kemasan makanan. Kemasan bisa saja didesain oleh seorang desaigner, namun jangan serta merta menerima hasil yang dibuat. Cobalah minta beberapa desain kemasan untuk dibandingkan satu dengan yang lainnya desain mana yang paling menarik untuk mewakili produk yang akan teman-teman jual. Karena kemasan sangat menentukan apakah produk teman-teman akan dibeli atau tidak.
Untuk urusan nama produk, halal tidaknya produk, bahan baku, butuh atau tidaknya konsumen pada produk tersebut, serta masa berlaku produk, percayalah, itu adalah urusan kesekian yang biasanya dilihat oleh seorang konsumen. Hal yang paling pertama adalah memegang produk karena tertarik pada kemasannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H