Sebagai pembaca, saya sempat berpikir, pembicaraan macam apa ini? Tapi lagi-lagi menurut saya, Pidi Baiq justru pintar dalam pemilihan diksi yang tepat untuk menggambarkan perbincangan anak remaja. Tidak terlalu kaku, tidak juga terlalu gaul. (Entah benar Bahasa itulah yang benar-benar diucapkan Dilan saat itu atau tidak.) Bahasa yang seperti itu justru menarik untuk terus mengajak pembaca masuk dalam lembaran demi lembaran selanjutnya.
Kembali ke Dilan yang akan diangkat ke layar lebar.
Penantian itu akhirnya tiba. Foto pemeran utama Dilan dan Milea beredar luas di jagad maya. Dilan diperankan oleh Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan dan Milea diperankan oleh Vanesha Prescilla.
Beragam komentar kembali terdengar.
"Kenapa harus Iqbal?
"Kok Iqbal? Penonton kecewa"
"Jangan Iqbal dong, si A aja."
 Dan bla bla yang mengacu pada satu inti. Ganti Iqbal!
Sangat sedikit yang berkomentar tentang Vanesha. Mungkin parasnya cukup mewakili deskripsi Lia dalam cerita, termasuk caranya dalam berbicara.
Tak ingin pembacanya berlarut larut dalam kecewa, Pidi Baiq angkat bicara dengan memberikan pernyataan bahwa Iqbal bukanlah Dilan, namun semua yang dibutuhkan untuk menggambarkan Dilan ada pada Iqbal. Pilihannya tidak salah. Baginya, Iqbal adalah pemeran terbaik untuk membawa peran Dilan.
Seketika, komentar pedas pecinta Dilan mereda. Mungkin memberikan waktu untuk Iqbal membuktikan diri bahwa anggapan mereka tentang dirinya selama ini adalah salah.