Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kolaborasi Balsem Lang, Koin dan Tangan si Mbah

26 November 2017   10:26 Diperbarui: 26 November 2017   10:50 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi peralatan pijit dan kerok sebelum si mbah datang | DokPri

Kembali ke urusan kerokan bersama si mbah. Percaya atau tidak, tangan mbah-mbah entah kenapa selalu lebih full power dibanding dengan tangan gadis zaman now. Mungkin karena beliau sudah terbiasa mijit kali ya? Jika dibandingkan dengan pijitan teman saya, sangat tidak ada apa-apanya. Hehe.

Biasanya si mbah selalu membawa koin Rp 1.000 untuk kerokin "pasien"nya, termasuk saya, meski demikian, saya selalu menyediakan koin yang sama untuk berjaga-jaga kalau-kalau beliau lupa membawa senjatanya. Dengan menggunakan Balsem Lang yang hangatnya bikin nyaman, koin inilah yang nantinya akan menggores-gores punggung lalu menghasilkan pola yang sesuai selera si mbah. Pembuatan pola kerok dipunggung oleh koin dipadu dengan tenaga tangan si mbah membuat urusan kerok dan pijit lebih terasa.

Seusai dikerok, biasanya si mbah selalu melanjutkan untuk pijit seluruh badan. Katanya, biar anginnya keluar semua. Dan benar saja setiap kali dipijit, kami berdua selalu bergantian sendawa. Hihihi.

Selama kurang lebih dua jam menikmati kolaborasi Balsem Lang, koin dan tangan si mbah, rasanya badan lebih ringan. Lebih nyaman untuk digerakkan.

Nah, untuk mereka yang nyalinya tak sebesar badan saat berhadapan dengan jarum suntik, kerokan ini bisa menjadi pilihan. Selain harganya yang relatif murah, anginpun berhambur keluar dan kondisi badan lekas pulih.

Tidak perlu khawatir, kerokan itu aman kok. Sedikit-sedikit, jangan minum obat yaaa.

Depok, 26 Nov 2017

Efa Butar butar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun