Hp, motor, mobil dengan merek keluaran terbaru adalah incaran orang-orang kantoran yang masih tergolong muda. Hidup kekinian dan up to date dengan teknologi dan benda-benda terbaru dari brand terkenal sepertinya menjadi sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan.
Tanpa disadari, perilaku seperti ini ternyata sudah tergolong dalam liabilitas yaitu segala sesuatu yang menjadi sumber pengeluaran yang akan mengurangi kekayaan. Memang pada saat yang bersamaan setelah benda dibeli, orang tersebut akan terkesan seperti orang kaya, namun sebenarnya, mereka tidak pernah benar-benar kaya. Mereka hanya terlihat kaya. Barang konsumtif yang dibeli saat ini, dalam 10 tahun yang akan datang tidak akan berharga.
Benda-benda konsumtif yang tidak dimanfaatkan sebagai investasi akan membutuhkan pengeluaran setiap bulan dan tahun untuk perawatannya yang berarti akan mengurangi kekayaan pemilik benda.
Informasi penting di atas saya dapatkan ketika mengikuti Nangkring yang digelar Kompasiana bersamaan dengan PT. BNP Paribas Investment Partners yang mengusung kampanye #AkuBisaInvestasi bertempat di Bebek Bengil Menteng, Jakarta, 28 Oktober 2017 lalu.
Ribetnya berinvestasi sebenarnya hanya ada dalam benak masing-masing individu yang membuat mereka malas untuk mengurusnya. Benarkah berinvestasi seribet itu?
Berinvetasi Itu Mudah
Menghadirkan narasumber Ibu Vivian Secakusuma selaku Presiden Direktur PT. BNP Paribas Investment Partners bersama dengan Dr. Rangga Almahendra, pemahaman mengenai investasi yang sulit, ribet, dan memakan banyak waktu malah terasa jauh lebih mudah dan menyenangkan.
Berivestasi berarti memanfaatkan sesuatu yang dikeluarkan untuk meningkatkan akumulasi kekayaan. Aset yang memberikan penghasilan tiap bulan atau tiap tahunnya sudah dapat disebut sebagai investasi, seperti tanah yang disewakan, bisnis dan surat berharga. Pemahaman mengenai investasi ini terasa lebih mudah lagi dengan analogi Jono dan Joni yang disampaikan oleh Dr. Rangga melalui video berikut ini.
Waktu, tidak aman, mahal dan ribet merupakan beberapa alasan paling umum yang membuat mengapa seseorang tidak ingin berinvestasi. Melalui nangkring ini, BNP Paribas Investment Partners memberikan penjelasan bagaimana berinvetasi itu menjadi mudah bagi seorang investor tanpa harus menghabiskan banyak waktu dengan harga yang sangat terjangkau pula.
Sebelum memutuskan berinvetasi, sebaiknya seorang investor memang perlu memahami apa tujuannya berinvestasi dan seperti apa profil risiko investor serta bagaimana risiko dan potensinya untuk investor.
Apaan sih? Risiko? Risiko dan potensi? Profil risiko? Ih makin pusing! Makin males investasi kalau seperti ini. Banyak yang tidak paham.
Eits, tunggu dulu, dalam materinya, ada solusi yang ditawarkan oleh Ibu Vivian untuk mempermudah seluruh investor dalam memahami semua hal yang membingungkan untuk investor pemula. Solusi yang dimaksud adalah BNP Paribas yang berinvestasi melalui Reksa Dana BNP Paribas yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Melalu Reksa Dana BNP Paribas ini, waktu, tidak aman, mahal dan ribet tidak lagi jadi masalah bagi investor.
Untuk investor pemula Reksa Dana memiliki Manajer investasi yang mengelola, bertransaksi, serta menganalisa pasar. Reksa Dana juga merupakan salah satu manajer investasi pertama di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dan fokus dalam memantau serta menganalisa pasar.
Yang menarik pada saat Nangkring adalah salah satu pengalaman yang dibagikan oleh Dr. Rangga, bahwasanya, beliau tidak pernah mencari tahu bagaimana perkembangan investasi yang diikutinya. Selama kurang lebih 8 tahun berinvestasi di Reksa Dana, Dr. Rangga bisa fokus menyelesaikan pekerjaannya karena Manajer investasi melaporkan dengan rutin setiap perubahan yang terjadi.
Laporan yang diterima dari Manajer Investasi ini tentunya sangat membantu untuk investor. Selain dapat fokus pada pekerjaan, investor bisa terus mendapatkan perkembangan terbaru dari setiap investasi yang dikeluarkannya. Sangat menarik, bukan?
Seluruh uang di Reksa Dana disimpan oleh BK dan diawasi oleh OJK sehingga berinvestasi di Reksa Dana dipastikan aman. Investor juga tidak perlu mengeluarkan modal yang sangat besar, cukup dengan Rp 100.000 investasi bisa dilakukan dengan struktur biaya yang transparan. Aksesnya pun kini makin mudah karena sudah tersedia secara online melalui aplikasi PayPro.
Berinvestasi dimulai dengan Rp 100.000 dan pembayaran dapat dilakukan secara online. Selain menghemat waktu, tentunya juga membantu investor untuk terhindar dari gengsi.
Dipikir-pikir, daripada menghabiskan penghasilan pada sesuatu yang hanya memberikan kesan kaya -- yang biasanya dilakukan oleh anak-anak muda -- ada baiknya biaya yang dikeluarkan tersebut digunakan untuk berinvestasi.
Uang Rp 100.000 yang diivestasikan saat ini, belum tentu akan memiliki nilai yang sama dalam 10 tahun ke depan, bisa saja turun namun, ada juga kemungkinan untuk naik.
Jika dihabiskan untuk membeli suatu barang yang bukan merupakan aset, angka tersebut akan habis di waktu yang bersamaan digantikan oleh barang konsumtif. Jika diinvestasikan, investor masih memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan beberapa tahun ke depan dengan hadirnya inflasi.
Tak peduli sekeras apa seseorang bekerja, untuk jangka menengah hingga panjang, seseorang tidak dapat hanya mengandalkan tabungan. Sebaiknya, pilihan berinvestasi bisa menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan untuk jangka menengah hingga panjang.
UC: Ini
Efa Butar-butar
Depok 5 November, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H