 Saya selalu percaya bahwa tak ada yang terjadi secara kebetulan, entah untuk alasan apa, Tuhan memiliki rencana mengapa seseorang dipertemukan dengan yang lainnya.
Saya dipertemukan dengan Kompasiana oleh sebuah link yang tersebar di Facebook, lalu memberanikan diri untuk mendaftar dan mulai belajar menulis. Festival Film Indonesia 2015 merupakan Nangkring pertama yang saya ikuti dan berhasil mendapatkan beragam voucher serta satu buah hp. Lalu inilah yang kemudian yang menjadi alasan saya semakin rajin mencoba berbagai tulisan.
Saya tidak akan bercerita tentang ragam hadiah yang saya terima, kota mana saja yang telah saya jelajahi, tentang siapa saja yang telah saya temui, tentang souvenir apa saja yang telah menggunung di rumah, dan tentang hal-hal lain yang dapat dihitung oleh tangan dan benak saya. Tentu Kompasianer lain mendapatkan sesuatu yang dapat lebih dibanggakan dari apa yang pernah saya dapatkan di Kompasiana.
Awalnya motivasi menulis saya adalah hadiah. Hingga lambat-laun, menulis terasa seperti keharusan. Terasa seperti kebutuhan yang membuat saya kecarian saat tak bertemu sedangkan hadiah adalah bonus. Motivasi itu berhasil saya rubah, yang terpenting adalah belajar dan mencoba untuk membuat satu dua tulisan dengan tema baru yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.
Tentu ada perubahan setelah bergabung di kanal ini. Perubahan-perubahan kecil yang mungkin tidak akan pernah saya ketahui jika tak bergabung di sini. Saya berani untuk mengatakan mana penulisan kalimat yang salah saat membaca sebuah tulisan, saya mulai berani untuk menegur mereka yang membagikan berita di group yang kebenarannya dipertanyakan karena telah lebih dahulu mendapatkan berita teraktual berkat Kompasianer lain yang gesit menghasilkan tulisan-tulisan terbaru tentang hal-hal yang baru serta masih hangat untuk diperbincangkan pula, sayapun mulai berani menyuarakan opini meski kadang penuturan dalam tulisan tidaklah sempurna termasuk menanyakan sumber saat mendapati berita di group-group wa.
Di kanal ini, saya seperti mendapati diri saya dengan kepercayaan dirinya. Saya dan apa yang bisa saya banggakan, saya dan senjata untuk mereka yang banyak bicara dan kadang terlalu merendahkan profesi.
Satu hal yang membuat kepercayaan diri saya meningkat tajam berkat Kompasiana adalah, seseorang pernah mencari tahu nama saya di google (mungkin), orang yang selama ini merasa bahwa saya adalah manusia yang omongannya tak layak untuk didengar. Lalu menemui nama tersebut dan sebuah link yang melindunginya. Kompasiana.com/efabutar2
Saya tidak tahu kapan orang tersebut mencari tahu nama saya di dunia maya, saya hanya dikejutkan dengan satu pertanyaannya yang tak biasa "Lo, penulis?" Dengan matanya yang tampak ragu apakah akan menunjukkan tampang merendahkan atau mendatarkan atau mungkin menyanjung.
"Maksudnya?"
"Gue lihat ada nama Lo di Kompasiana."
Saya hanya menjawab "Ohhh..." lalu berlalu meninggalkannya dengan kepala tegak. Saya tidak perlu membalas sikapnya selama ini, tulisan-tulisan ini, merekalah yang melindungi saya, dan bagi saya itu sangat luar biasa! Saya benar-benar bisa merasakan bagaimana dahsyatnya kekuatan sebuah tulisan.
