Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana Cara Mencium Aroma dan Mencicipi Masakan yang Benar?

5 Oktober 2017   22:32 Diperbarui: 17 Juli 2021   01:05 3483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Historiana Blogger.

Yang doyan masak, tapi nyicipnya langsung nyosor dari sendok goreng siapa hayoo? Atau yang doyan masak dan nyium aroma masakan dengan memajukan kepala mendekati wajan yang masih tepat berada di atas kompor, siapa?

Hmmm. Cara di atas adalah cara yang salah untuk mencium dan menyicipi rasa masakan yang baru saja kita masak yaa. Lho, kok salah? Lalu cara yang benar itu bagaimana?

Baiklah, mari kita bahas satu per satu.

Cara Mencium Aroma Masakan yang Baru Saja Dimasak

Aroma wangi yang bersumber dari masakan merupakan salah satu indikator apakah masakan sudah matang atau belum. Indikator lainnya bisa dilihat dari perubahan warna yang ditampilkan oleh masakan, bisa juga dinilai dari tekstur bahan makanan yang telah dimasak.

Jika mengandalkan perubahan warna masakan, seseorang dapat menilai atau mengira-ngira dengan indra penglihatan apakah makanan tersebut sudah layak dikatakan matang atau belum. Dan untuk tekstur, seseorang dapat menilai atau mengira-ngira dengan indra perasa melalui tekanan apakah makanan tersebut sudah layak dikatakan matang atau belum. Lain halnya dengan mengandalkan aroma, seseorang tidak bisa mendapatkan aroma makanan begitu saja.

Ada hal yang harus dilakukan agar aroma tersebut tercium dengan jelas, cara ini biasanya dilakukan oleh ibu rumah tangga dengan memajukan kepala tepat di atas masakan yang masih berada di dalam wajan dan tepat di atas kompor.

Cara seperti ini sebenarnya bisa untuk mendapatkan aroma, hanya saja, ada beberapa hal yang membuat cara tersebut tidak direkomendasikan untuk dilakukan. Apa saja itu?

Menghidari Adanya "Benda Lain" pada Makanan

Tingkat bahaya hadirnya benda lain pada makanan memang sangatlah berbeda, mulai dari bahaya ringan hingga bahaya yang cukup serius bisa saja terjadi. Saat menempatkan kepala tepat di atas masakan, secara tiak sadar, rambut bisa saja jatuh pada masakan, ketika ditemukan oleh konsumen apalagi jika sudah sempat masuk ke dalam mulut, beberapa konsumen akan memutuskan untuk tidak melanjutkan memakan makanan yang tersaji karena dianggap tidak bersih untuk dikonsumsi.

Jika saat itu si pekerja atau mereka yang memasak sedang menggunakan jepitan, meski kecil, akan selalu ada kemungkinan benda tersebut terjatuh tepat ke dalam makanan. Itu sebabnya, bagi mereka yang tidak menggunakan hijab, saat akan memasak disarankan untuk menggunakan hairnet. Hal ini berlaku juga untuk kaum pria. 

Hairnet bukan digunakan sebagai property agar tampil stylish dan ciamik saat memasak yaaa. Bisa dibayangkan bagaimana bahayanya jika sebuah jepitan tertelan atau jika tergigit bisa saja melukai langit-langit mulut dan lidah sehingga akan membuat konsumen tidak nyaman saat makan karena luka tersebut.

Lalu jika saya menggunakan hijab atau hairnet, bolehkah saya mencium aroma masakan dengan mendekatkan kepala saya pada makanan? No! Tetap tidak bisa!

Meski seru, memasak tetap memerlukan ruang gerak yang cukup luas dan panas yang bersumber dari api serta masakan, akan membuat tubuh merasa panas sehingga menghasilkan keringat. Jika keringatmu yang sedang memasak terjatuh ke dalam masakan, bagaimana?

Ya mungkin kamu akan beranggapan, ah, Cuma satu tetes kok (ewwww!). Cobalah untuk menempatkan diri sebagai konsumen, jika mereka yang memasak makanan yang akan kamu makan tanpa sengaja telah menjatuhkan keringatnya ke dalam makananmu dan kamu kebetulan melihatnya, apakah kamu akan tetap mengonsumsinya?

Menghindari Pekerja dari Hal yang Membahayakan

Mendekatkan hidung tepat ke atas wajan hanya untuk mendapatkan aroma makanan juga sangat membahayakan pekerja alias chef atau mereka yang memasak lho. Tidak ada yang tahu jika sewaktu-waktu api merembes naik ke masakan dan menyala tepat di dalam wajan membakar masakan bersamaan saat si pekerja ingin mendapatkan aroma makanan tepat di atas wajan.

Jarak yang terlalu dekat akan sangat membahayakan pekerja. Berbeda jika ada jarak, pekerja mungkin bisa refleks mundur dan menyelamatkan diri agar terhindar dari bahaya.

Lalu bagaimana cara yang dianjurkan?

Untuk mendapatkan aroma makanan, cara yang dianjurkan adalah pastikan tangan Anda dalam kondisi bersih, tempatkan badan dengan kompor hingga kamu merasa nyaman saat proses masak memasak berlangasung.

Ketika ingin memastikan apakah masakan sudah matang atau belum dengan mengandalkan indikator aroma, kamu bisa sedikit membungkuk, tempatkan indra penciuman sekitar 30-50 cm lalu tempatkan tangan tepat di atas masakan dan putar telapak tangan mengarah ke hidung hingga kamu benar-benar bisa mendapatkan aroma masakan.

Cara Mencicipi Masakan

Ada beberapa cara yang kerap dilakukan seseorang untuk mencicipi makanan. Ada yang menjilat langsung dari sendok goreng yang sama yang kemudian digunakan kembali untuk memasak. Ada juga yang mencomot sedikit makanan dari wajan kemudian memakannya langsung dengan tangan lalu kembali mengolah makanan dengan tangan yang sama tanpa dibersihkan.

Cara tersebut di atas juga salah. Selain akan berbahaya pada lidah karena kondisinya yang masih panas, langkah ini juga tampak kurang etis dilakukan.

Adapun langkah yang tepat untuk mendapatkan rasa masakan adalah dengan mengambil sedikit masakan, lalu menempatkannya di wadah kecil dan dibiarkan hingga sedikit hangat kemudian dicicipi. Langkah ini selain lebih menjamin keselamatan pekerja juga akan terlihat lebih hiegenis untuk dikonsumsi.

Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk terus mengikuti aturan meski itu hanya hal-hal kecil ya.

Awan Kumulus

Depok, 5 Okt 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun