Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menepis Doktrin Tempe untuk "Si Miskin" dan Cara Lain Sajikan Tempe Agar Lebih Ciamik di Wadah Saji

5 Oktober 2017   11:40 Diperbarui: 6 Oktober 2017   03:50 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe siap olah | Sumber foto: beritaacianjur.com

Protein sendiri terdiri dari 2 (dua) sumber, yaitu Protein Hewani dan Protein Nabati. Protein Hewani bisa ditemukan dari berbagai hewan seperti Sapi dan Ikan, sedangkan untuk Protein Nabati bisa ditemukan dalam kacang-kacangan yang salah satunya adalah kacang kedelai yang menjadi bahan baku utama dalam pengolahan tempe.

Jika dalam 100 gr tempe diperoleh 20,8 gr protein untuk tubuh manusia, berdasarkan tabel nutrisi bahan pangan, dalam setiap 100 gr daging sapi diperoleh sebanyak 17,5 gr Protein. Dari kedua angka ini, justru diperoleh kandungan Protein tertinggi ada pada tempe.

Lalu apakah artinya seseorang tidak bisa mengonsumsi daging sapi untuk memenuhi kebutuhan Proteinnya? Tentu saja bisa. Selama seseorang memiliki kemampuan untuk membelinya dari segi materi, pemenuhan protein daging sapi bisa dilakukan.

Kembali ke persoalan di atas tentang penilaian bahwa tempe hadir untuk si miskin di tokoh-tokoh sinetron yang secara tak langsung telah terdoktrin ke masyarakat, namun anehnya pada doyan makan gorengan tempe yang dijual di jalanan *kasihemotsenyumbibirmiring.

Tempe merupakan alternative jitu untuk pemenuhan protein bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan materi menengah ke atas. Bagi mereka yang berasal dari golongan menengah ke atas, selama kalian menyukainya, sah-sah saja jika ingin mengonsumsi panganan ini mengingat kandungan proteinnya yang cukup tinggi.

Perlukah malu mengonsumsi ini? Ini optional ya, saya pikir tidak ada yang perlu dipermalukan dengan mengonsumsi tempe. Jika mereka malu, ada beberapa kemungkinan yang tengah terjadi: gengsi tinggi, dan kurangnya pemahaman tentang nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Jika masih tetap saja malu meski sudah mengetahui manfaat yang akan diperoleh dengan mengonsumsi temped an sebenarnya ingin sekali makan namun gengsi, bisa disiasati juga kok.

Cara lain agar kamu yang sebenanya ingin sekali mengonsumsi tempe namun malu diledek temen karena temen-temenmu mungkin berasal dari jajaran anak-anak pejabat kelas satu di negeri ini, kamu bisa menggoreng tempe seperti biasa. Tidak perlu terlalu matang sampai sangat renyah, cukup digoreng hingga warnanya sedikit kecoklatan saja namun sudah mengeluarkan aroma. Tempe yang sudah berwarna kecoklatan dan mengeluarkan aroma wangi bisa ditumbuk dan tidak perlu sampai sangat halus. Bentuk bulatan-bulatan kecil lalu masukkan ke dalam tepung roti yang berfungsi sebagai pengikat. Bulatan-bulatan tersebut kemudian digoreng hingga matang dan siap disajikan.

Untuk tampilan sedikit mewah, kamu bisa siasati dengan menghias wadah bulatan tempe  yang telah kamu goreng dengan segumpal saos yang bisa kamu bentuk sesuai selera di atas wadah yang sama. Bulatan tempe tersebut bisa kamu letakkan persis di sisi saos agar tampilannya tampak lebih ciamik dan tidak ada alasan lagi bagimu untuk malu mengonsumsi tempe. Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun