Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Reborn, Bukti Bahwa Karya Tak Pernah Mati

26 September 2017   17:35 Diperbarui: 26 September 2017   17:48 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Yang pasti, salah satunya adalah permintaan penonton. WARKOP DKI REBORN PART 2 tidak akan berhasil mendapatkan penghargaan dari MURI tanpa penonton, meski banyak alasan dari penonton yang membuat mereka menonton film tersebut. Ada yang penasaran, ada yang ingin tahu seperti apa kelucuan film yang diperankan tokoh sekarang dengan tokoh yang lampau lalu membandingkannya, ada pula yang memang ingin merasakan sensasi kenangan era 90an yang secara tidak langsung hadir saat atau setelah menonton film Warkop.

Saya ingat, dulu saya menonton film ini bersama dengan Ibu saya sambil makan mie instan rebus masakan beliau. Meski saya menontonnya tanpa Ibu saya pun di tempat berbeda, saya dapat kembali merasakan kenangan tersebut dan mengingatnya dengan jelas.

Di Era millennial, mudah sekali menghadirkan karya, melahirkan karya dan mempromosikannya kepada banyak orang yang ditargetkan sebagai penonton melalui social media. Akan ada banyak penonton yang mengkritik, memberi masukan, juga yang tergila-gila.

Sikap yang ditunjukkan oleh pemeran saat pemutaran film terhadap seluruh penonton dan penggemarnya, serta totalitas tokoh dalam menghasilkan karya akan menjadi penentu apakah kelak di era yang berbeda tahun-tahun ke depannya, karya tersebut akan meninggalkan kerinduan di hati penonton dan menginginkan karya tersebut dilahirkan kembali.

Mengesampingkan persoalan apakah kelak karya yang kamu lahirkan sekarang akan kembali dicari sekian tahun ke depan atau tidak, tetaplah berkarya. Kembali kepada wejangan yang ditinggalkan Bapak Pramoedya, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Jika kamu tidak mampu menulis, ada beragam karya lain yang bisa digunakan untuk meninggalkan jejak dan menjadi abadi. Bisa saja karya yang kita buat hari ini bukan apa-apa, tapi esok akan tetap menjadi misterius untuk menjawabnya meski dengan berbagai pengandaian sekalipun.

Salam

Efa Butar-butar

Jakarta, 26 September 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun