Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pembenaran Fans dan Ruang Gerak Artis yang Terbatas

9 Agustus 2017   11:25 Diperbarui: 9 Agustus 2017   11:39 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika dengan keputusan yang dilakukannya itu kamu jadi tidak tertarik pada "wajahnya" ya sudah, tinggal cari lagi saja artis lain yang menurut kamu layak untuk kamu puja-puji, toh kamu juga tidak dikenal oleh artismu itu kan? Ya, walaupun itu jadi membuat saya berpikir bahwa kamu sebenarnya hanya menyukai rupa, dan bukan prestasi dari artis tersebut.

Apa ya? Hanya kasihan saja sih. Saya pikir, seorang public figure juga memiliki hak yang sama dalam menggunakan social media selama itu tidak merugikan siapapun, baik itu dirinya terlebih orang lain. Kasihan jika mereka merasa tidak bebas, merasa dikekang oleh para fansnya sendiri.

Tidak boleh ini, kakak jangan begitu, kakak harusny begini, kakak harusnya jangan ke situ, kakak pacarannya sama si A saja, jangan ke si B. Lho, kok kau pula yang ngatur, ye kan? Hati, hati dia. Perasaan, perasaan dia, yang nilai dia, kok bisa gitu fans yang tentuin harus ke mau siapa dan jangan ke siapa? Aduhhhhh.

Yang lebih parah, ada tuh, anak si artis sampai dibawa-bawa. Yang katanya, anak iblis, jelek, kaya ibunya, bla bla bla. Ya ampunnnn ya! Itukan masih balita. Dia engga tahu apa-apa. Yang bermasalah kan ya ibunya, ya? Kenapa anaknya yang jadi anak iblis? Ibunya ngerugiin kamu tidak? Kalau tidak, ya sudah atuh, mingkem! Gemesh!

Saya menulis ini bukan mengatakan bahwa saya sudah bijak dalam menggunakan social media dan netizen juga harusnya mengikuti. Bukan! Maksud saya adalah, tidak sedikit netizen yang sudah mengatakan hal yang tidak sepatutnya pada seorang artis, dan akhirnya netizen tersebut disuruh langsung berhadapan dengan sang artis kan? Saat sudah berhadapan, apa? Jadi kayak isi durian. Lemet-lemet! Sebelumnya berasa kayak kulit duriannya, kan? berduri dan garang! Sudah ada contohnya, dan ayolah! Belajar dari contoh buruk yang sudah ada, jangan menjadi contoh buruk berikutnya. Lagi pula, kamu tidak tahu apa pengaruh dari ucapanmu kepada mereka yang kamu jahati dengan kata-kata. 

Jika dirimu hanya seorang individu yang tidak suka privasinya diobok-obok sama orang lain, apa bedanya dengan seorang artis? kalau kamu beralasan hanya memberikan pendapat atau masukan saja, silahkan sampaikan dengan tutur bahasa yang sopan.

Kemungkinannya hanya dua, masukan kamu dibaca kemudian jika dianggap benar akan diterapkan, atau kamu tidak usah menyampaikan apa-apa, perlu kamu ketahui, mereka punya manager yang akan memberikan masukan terhadap semua tingkah laku mereka.

Ahhh, sudahlah! Ini mah hanya pemikiran sederhana yang menggelitik untuk ditulis di sudut ruang berbau obat dalam rangka membuang bosan.

Awan Kumulus

9 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun