Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pentingnya Koordinasi antara Orang Tua dan Anaknya yang Merantau

6 Agustus 2017   20:09 Diperbarui: 7 Agustus 2017   11:32 1801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: http://kumpulan-berita-unik.blogspot.co.id

Meski anak perantau sudah tergolong dewasa, orang tua juga perlu tahu tentang kondisi teraktual anak. Bukan tidak percaya, melainkan berjaga-jaga. Ada kalanya anak lupa memberi kabar, sibuk dengan dunianya, atau yang terburuk ya itu tadi, sakit namun tidak ingin orang tuanya khawatir sehingga tidak disampaikan.

Saat anak lama tak berkabar, dengan adanya nomor kontak ibu kost, orang tua terbantu untuk memastikan apakah anak baik-baik saja atau tidak.

Masih segar dalam ingatan, Sartika Tio Silalahi, seorang Mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB), ditemukan meninggal pada 11 Juli 2017 di kamar kost. Kondisi mayat sudah dalam kondisi membiru dan mengeluarkan bau tidak sedap. Berawal dari orang tuanya yang di Medan khawatir karena Sartika sendiri sudah tiga hari tak ada kabar. Berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi, polisi menyimpulkan Sartika meninggal akibat sakit yang dideritanya. Keluarga korban sendiripun mengamini bahwa korban mengidap sakit maag kronis (Sumber: Detik.com)

Berselang seminggu (kalau tidak salah), sekitar 500m dari kost saya, seorang karyawan juga ditemukan bernasib sama. Meninggal hingga membusuk di kamar kostnya tanpa ada yang tau. Menurut desas desus, sama, juga karena sakit. Tak jauh beda dengan Sartika, orang tua kehilangan kontak dengan sang anak hingga beberapa hari. Ketika dihubungi ke pihak kost dan dilakukan pengecekan, sayangnya anak sudah dalam kondisi tidak bernyawa. 

Sehari setelah kejadian ini, saya coba cek info di berbagai berita online, bahkan sampai beberapa jam sebelum artikel ini diterbitkan, sayangnya saya tidak menemukan satu beritapun tentang kejadian ini sehingga saya tidak bisa mencantumkan sumber. Hanya berdasarkan info yang saya tahu -- saya tidak berani datang ke TKP, selain karena saya perempuan ngekost sendiri, takut kebayang-bayang, saya juga takut malah kepikiran dan akhirnya tidak berani untuk tidur sendirian - dan keterangan dari ibu kost yang buru-buru minta nomor kontak orang tua saya di Medan.

Belajar dari kedua kasus ini, diharapkan ada kerjasama antara anak perantau dan orang tua.

  • Anak diharapkan rajin memberi informasi pada orang tua
  • Beritahu pada orang tua detail alamat kost
  • Memberikan kontak-kontak orang terdekat yang bisa lekas dihubungi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, termasuk di dalamnya ibu kost.
  • Jangan menutupi penyakit yang diderita. Meski awalnya membuat orang tua khawatir, setidaknya orang tua bisa intens untuk mengingatkan apa yang harus dilakukan anak untuk mencegah sesuatu hal yang buruk akibat dari penyakit tersebut.
  • Sampaikan pada orang tua jika ingin bepergian atau akan menginap di tempat lain. Ini bukan berarti orang tua posesif dan Anda sebagai anak adalah anak mamiyang setiap melakukan hal apapun harus laporan dulu, bukan! Ini adalah salah satu bentuk pencegahan terhadap sesuatu yang buruk menimpa anak. Jika (amit-amit) sampai hal itu terjadipun, orang tua tahu harus melakukan apa, harus menghubungi siapa, dan harus pergi kemana untuk mencari diri Anda.

Kata orang bijak, tak peduli berapa umurmu, bagi ibumu kau tetap bocah kecilnya yang menggemaskan. Kesampingkan tentang istilah anak mami. Mulailah peduli dengan keselamatanmu di perantauan. Meski sudah dewasa, tak ada salahnya tetap berkoordinasi dengan orang tua. Perantau itu hebat! Perantau yang tidak pernah bikin pusing orang tua, tetap jauh lebih hebat!

Bekasi, 6 Agustus 2017

Awan Kumulus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun