Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untung Ada Tabungan Nikah

24 Juni 2017   15:16 Diperbarui: 20 Juli 2017   14:35 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6 Juni 2017, acara pemakaman berjalan lancar. Semua berjalan sebagaimana yang diharapkan. Tidak ada yang dikhawatirkan karena kurangnya komponen dalam pesta yang lupa dipesan atau sengaja tidak dipesan karena kurangnya budget untuk pemakaman.

Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan pemakaman parsaur matuaon ni Oppung jika tabungan ini tidak ada. Mungkin akan tetap berjalan, namun seadanya. Mungkin masyarakat yang datang akan kekurangan makan, mungkin Oppung akan dimakamkan tanpa musik, mungkin, mungkin, mungkin, dan banyak kemungkinan lain yang bisa saja terjadi karena kurangnya biaya. Kekurangan-kekurangan ini akan mengurangi hasangaponni natua-tua (kehormatan orang tua) yang akan dimakamkan. Dan kami tidak mau itu terjadi.

Dalam hidup, kita bisa menentukan apa yang menjadi prioritas hidup kita. Penentuan prioritas ini membantu kita untuk mengelola keuangan. Berapa persentasi pendapatan yang harus kita sisihkan untuk bisa segera menyelesaikan prioritas itu lalu beralih ke prioritas lain.

Belajar dari kasus di atas, saya setuju dengan materi yang disampaikan pada saat mengikuti nangkring yang dilaksanakan Kompasiana bersama dengan Jenius di Menara BTPN dengan tema "Utamakan yang Bermakna, Untuk Awal yang Lebih Baik". Di sana Jenius menyebutkan bahwa kita perlu menyisihkan 10% pendapatan untuk dana darurat. Hal ini dibutuhkan jika sewaktu-waktu ada kejadian tak terduga yang mengharuskan kita mengeluarkan uang dalam jumlah tertentu. Adanya dana darurat yang disiapkan dari jauh-jauh hari dapat dimanfaatkan sehingga tabungan yang kita simpan untuk prioritas-prioritas hidup lain tak perlu digunakan.

Meski pada awalnya akan digunakan untuk biaya nikah, saya bahagia tabungan itu bisa digunakan untuk memberangkatkan Oppung ke tempat peristirahatannya yang terakhir penuh dengan adat. Menggantikan sekelumit kebaikan yang saya terima darinya semasa hidup. Anggap saja tabungan itu memang saya khususkan bukan untuk pernikahan impian, tapi sesuatu yang tak kalah penting. Yang lebih utama dari sekedar pernikahan, yaitu adat untuk pemakaman orang yang paling saya cinta.

Awan Kumulus

Bekasi, 24 Juni 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun