"Kalau sama gue berani?"
"Iya, kan ada, Lo. Kalau Pulau Pisang bukan di Lampung mah, tanpa Lo dan ebak juga gue sama temen-temen juga bakal jalan. Aman."
Pembicaraan ini cukup menggelitik dan bikin saya cukup tersinggung. Rasanya saya dijadikan jaminan keselamatan sekelompok traveller untuk bisa tiba dan pulang dari Pulau Pisang dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Dan yang membuat saya tersinggung adalah ucapan "Jika Pulau Pisang tidak terletak di Lampung, saya dan teman-teman akan tetap ke sana." Seseram itukah Lampung dalam benak mereka? Saya tersinggung walaupun bukan penduduk asli Lampung.
Akhirnya rencana mereka untuk ke Pulau Pisang batal hanya karena "TAKUT BEGAL"
Sengaja saya bold dan ketik dengan huruf besar. Saya sendiri sebenernya gemes dengan kehadiran begal-begal ini. Bukan hanya mengancam keselamatan banyak pihak, kehadiran mereka juga berpengaruh pada banyak tidaknya wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung. Artinya, dinas pariwisata Lampung yang selama ini berjuang melakukan promosi melalui berbagai media untuk mengundang wisatawan, gagal dengan keberadaan mereka. Wisatawan yang sangat tertarik sekalipun batal datang hanya karena takut begal.
Note: Ebak adalah panggilan penduduk Lampung untuk seorang Ayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H