Aku pernah berpikir,
tentangmu mungkin sebuah ketidaksengajaan sementara yang semakin terkikis direnggut waktu.
Hingga aku melakukan  itu,
Itu yang kukira adalah kelepasan bagiku.
Â
Aku melupakanmu, mengisi kekosongan yg kukira adalah dia yang jauh lebih baik darimu.
Tak sedikit tawa yg keluar ketika aku bersamanya.Â
Aku menjahatimu yang jauh terpojok jarak lautan
Â
Hingga angin berhembus dan berbisik menampar bibirku yg tengah tertawa.
Kamu melakukan hal yg sama, yg katamu tak lagi kau lakukan.
Â
Mataku terlempar bingung ke semua arah yg bisa kujangkau.
Emosi menghampiriku.
Kamu yg kukira semakin terkikis, nyatanya hatiku tak melakukannya.
Â
Dia berontak
Takut kau menjauh lalu hilang
Dia tau pilihannya
Bukan dia yg kukira lebih baik darimu
Tapi kamu yg walau dalam kesalku tak lelah menyebut namamu dalam tiap hujan doaku.
Â
Kamu priaku,
Lelaki pilihan hatiku,
Kelak kita menyatuÂ
Lampaui laut pencemburu,
Saat ini, biarkan doaku mencumbumu,
Kamu, lelakiku, dalam kejauhan yg tak mampu kujangkau,
Aku mengasihimu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H