Sementara itu kendaraan-kendaraan di depan kami tidak henti membunyikan klakson mobilnya. Ini sungguh-sungguh di luar dugaan gue. Satu sisi ini sangat menantang adrenalin, you know? Gue ngerasa kayak lagi di film action. Dan di sisi lain gue berdoa dengan segala keikhlasan hati memohon Tuhan memberi gue kesempatan hidup untuk bisa setidaknya menjelajah Jakarta. Saat ini gue benar-benar mengakui kalau gue belum siap mati.
Zaki membuka pintu mobilnya, mencoba menelaah apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Gimana? Ada apa?"
Bibir dan dagunya terangkat bersamaan tanda belum ada clue apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Sabar ya, calon tempat tinggal Lo udah deket kok. Mudah-mudahan macetnya cepetan selesai nih, biar Lo bisa langsung istirahat."
"Oke, Zak. Thank you so much ya."
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H