Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

SPBU Berubah Fungsi Jadi Tempat Parkir

11 Maret 2016   14:01 Diperbarui: 11 Maret 2016   15:01 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2 Maret 2015, saya resmi menjadi perantau baru yang setiap hari akan melangkahkan kaki di daerah Bekasi. Tepatnya Jl. Jend. Sudirman km. 31 tempat dimana saya diterima kerja.

Dua hari sebelum tanggal kerja dimulai, saya kembali survei lokasi kantor untuk meyakinkan diri akan seluk beluk jalanan yang harus ditempuh menuju kantor mengingat ini pertama kalinya saya berada di tempat ini. Sebagai informasi, saya berangkat kerja dari Jakata Utara menggunakan Commuter Line, turun di Stasiun Kranji lanjut naik angkutan umum nomor 25, 10, 07 bisa juga 01.

Ada beberapa titik yang saya coba ingat secara lebih detail sebagai pertanda bahwa kantor sudah dekat. Titik pertama adalah Grandmall Bekasi, titik yang kedua adalah garis kuning sepanjang area kantor di bagian bawah tepat berhadapan dengan jalan besar, lepas dari garis kuning tersebut saya tetapkan sebagai titik ketiga. Titik tersebut adalah SPBU. Jika angkutan umum sudah berada di hadapan SPBU, itu artinya kantor sudah lewat.

Selama kurang lebih empat bulan, saya tidak begitu peduli dengan kehadiran SPBU yang berada tepat di samping kantor tersebut. Hingga akhirnya saya mulai mencari kost untuk menghemat waktu dan biaya akomodasi dari Jakarta. Tidak sengaja, mata saya menangkap sederetan mobil dari perusahaan lain yang terparkir rapi di SPBU tersebut. Saat itu pikiran saya tidak ambil pusing jadi tidak begitu saya pedulikan.

Sekitar akhir Juli atau awal Agustus, saya membuka rekening yang kebetulan ATM nya ada di SPBU di dekat kantor. Awal bulan tiba, untuk pertama kalinya saya memasuki wilayah SPBU tersebut. Ternyata cukup besar. Tidak banyak kehidupan yang terlihat terjadi di sana, hanya beberapa kendaraan berukuran sedang dan besar yang sesekali masuk untuk parkir atau keluar dari "parkiran" tersebut beserta beberapa orang yang bertugas membersihkan seluruh badan kendaraan.

Tidak ada sama sekali gambaran yang biasanya terlihat di SPBU aktif lainnya. Tidak ada kendaraan yang mengantri untuk mengisi bahan bakar, tidak ada petugas pengisi bahan bakar. Hanya ada sederatan mobil yang terparkir rapi di sana.

Awal bulan Maret 2016, saya kembali memasuki SPBU yang sama untuk menggunakan ATM yang ada di sana. Pemandangan yang sama kembali terjadi. Satu tahun setelah pertama kali saya menginjakkan kaki di tempat ini.

[caption caption="Beberapa mobil perusahaan lain terparkir rapi tanpa adanya kehidupan yang menunjukkan sisi keaktifan SPBU"]

[/caption]

Saya orang yang buta dengan seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk mendirikan SPBU dengan ukuran yang lumayan besar seperti ini, dan kadang saya tidak begitu peduli dengan hal itu. Namun melihat SPBU megah seperti ini "nganggur" saya cukup tergelitik untuk membahasnya.

Saya berusaha mencoba mencari tahu kemungkinan jawaban pertanyaan yang bercokol dalam benak dan hasilnya nihil (atau cara saya mencari jawaban yang kurang gencar? Itu sebabnya tulisan ini muncul. Hehehehe) Jikapun mungkin sudah tidak beroperasi lagi, bukankah alangkah baiknya ada satu dua pemberitahuan tertera di SPBU tersebut yang memungkinkan pendatang baru seperti saya mengangguk mengerti dengan pemberitahuan tersebut? Setidaknya kekosongan aktifitas di sana tidak menimbulkan rasa penasaran dan memunculkan beberapa pertanyaan? Atau menggunakan cara lain yang mungkin dianggap lebih efisien sebagai pemberitahuan terhadap masyarakat?

[caption caption="Salah seorang pengguna atm yang siap meninggalkan SPBU"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun