Gen Alpha yang lahir antara tahun 2010 hingga pertengahan 2020-an, merupakan generasi pertama yang tumbuh dalam dunia yang sepenuhnya digital. Mereka sangat terbiasa dengan teknologi, mulai dari smartphone hingga perangkat cerdas lainnya, bahkan sejak usia dini mereka sudah dibiasakan dengan hal tersebut. Hal ini memengaruhi cara mereka belajar, berkomunikasi, dan bermain. Dengan akses mudah terhadap informasi, mereka menjadi lebih cerdas dan kreatif, tetapi juga menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan kehidupan digital dengan dunia nyata.
Media sosial dan aplikasi pembelajaran telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari Gen Alpha. Mereka tidak hanya memanfaatkan teknologi untuk hiburan, tetapi juga untuk pendidikan dan pengembangan diri. Melalui berbagai aplikasi edukasi yang menarik, mereka dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Namun, hal ini juga membuat mereka rentan terhadap tekanan dari media sosial serta risiko kesehatan mental akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.
Penting bagi orang tua dan pendidik untuk membimbing Gen Alpha dalam penggunaan teknologi secara bijaksana. Menetapkan batasan yang sehat serta memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang positif akan membantu mereka berkembang menjadi individu yang lebih baik. Dengan dukungan yang tepat, Gen Alpha mampu memanfaatkan potensi teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan inovatif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H