aku seorang patah hati yang hampir membunuh diri sendiri karena merasa sudah tidak dihargai.
aku seorang patah hati yang terlalu banyak menelan belati hingga hati nyaris mati.
rasanya tidak ada yang namanya adil bagi diri ini.
seakan semua bersoal mereka dan aku hanyalah sebutir debu terbang tak tau arah.
tak ada yang perduli.
sungguh sedih.
kemudian, seorang hadir tepat di ujung senja saat aku hampir menyerah.
katanya "kamu tau bedanya mentari dan senja?"
aku masih membatu sambil memegang erat jemari tanpa melirik sesenti.
katanya lagi "Mentari menawarkan janji, Sedang senja menjawab tanya.
Semesta tak pernah bercanda, Nona. "
dengan tatapan lara, ku palingkan wajahku ke arah datangnya suara.
dengan lirih ku ucap "Terima kasih".
nyatanya, kata dapat mengubah rasa.
yang tadinya ingin menyerah, kini penuh aura bahagia.
nyantanya, hadirnya dapat melembutkan jiwa.
yang tadinya kaku membatu, kini selalu penuh rindu.
senja hari itu sudah digariskan Tuhan untuk menyadarkan bahwa aku bukan manusia yang sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H