malam menyambut sunyi yang rindu.
purnama merekah tanpa tau siapa rumahnya.
sepi kujelajahi tanpa tau arah langkah akan berlabuh atau kembali rapuh.
rasa kini kupasrahkan pada semesta dan berharap dia iba dan memberi sedikit cinta.
dan malam purnama yang kesekian itupun tiba,
sepertinya Tuhan sedang ingin bercanda dengan lukaku malam itu,
di sudut ruang sepi, Tuhan hadirkan dia yang juga sedang tersakiti.
dan sejak kita bertatap mata, kau sempurna kuberi nama Purnama, puisi rasa yang ku jaga dalam doa.
kita menangis dan meringis bersama, mencaci maki derita yang ternyata tak salah alamat,
terkirim tepat di hati yang tinggal sepenggal, yang sedikit lagi habis dimakan derita.
tapi, lagi-lagi cara Tuhan bercanda dengan kita diluar kendali diri dan rasa.