enam tahun pergi dan sejujurnya kami sudah tak mengharapkan dia kembali.
enam tahun kami menata rasa dan waras agar bisa ikhlas dengan yang sudah digariskan Illahi.
tetapi, di penghujung tahun kemarin, dia kembali tanpa basa basi.
duduk didekat kami lagi, mulai menyesali yang sudah terjadi.
"Qodarullah, jalan saya dari Allah seperti ini".
apakah kami bahagia, merasa menang karena dia kembali tanpa kami kirimkan jampi-jampi?
tunggu dulu, enam tahun yang luar biasa kami lewati.
mulai dari marah dengan Tuhan, marah dengan keadaan sampai ingin merebut paksa, tetapi, dia saat itu tetap memilih di muda dengan berbagai dalihnya.
apakah kami akhirnya menerima dia dengan lapang dada dan mencoba ikhlas menerima qodarullah dari Allah??
mungkin ini yang sedang kami siapkan.
memantapkan hati menerima yang pernah pergi untuk datang kembali.
membina lagi yang sudah terkoyak hancur.
menyusun lagi kepingan yang sepertinya sudah menjadi bubur.
Pa, menjadi kuat bukan yang diinginkan, tapi itu menjadi keharusan.
Pa, betapa menyakitkan menjalani enam tahun dengan menutup telinga dan mulut rapat-rapat dari segala celaan dunia.
kata maaf pun tak pernah terucap walau hanya sebagai formalitas.
BIsmillah, kami menerima Qodarullah di awal tahun ini dengan lapang dada.
semoga Papa selalu sahat dan tak kembali jahat!!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI