enam tahun pergi dan sejujurnya kami sudah tak mengharapkan dia kembali.
enam tahun kami menata rasa dan waras agar bisa ikhlas dengan yang sudah digariskan Illahi.
tetapi, di penghujung tahun kemarin, dia kembali tanpa basa basi.
duduk didekat kami lagi, mulai menyesali yang sudah terjadi.
"Qodarullah, jalan saya dari Allah seperti ini".
apakah kami bahagia, merasa menang karena dia kembali tanpa kami kirimkan jampi-jampi?
tunggu dulu, enam tahun yang luar biasa kami lewati.
mulai dari marah dengan Tuhan, marah dengan keadaan sampai ingin merebut paksa, tetapi, dia saat itu tetap memilih di muda dengan berbagai dalihnya.
apakah kami akhirnya menerima dia dengan lapang dada dan mencoba ikhlas menerima qodarullah dari Allah??
mungkin ini yang sedang kami siapkan.
memantapkan hati menerima yang pernah pergi untuk datang kembali.