Mohon tunggu...
eep saepul
eep saepul Mohon Tunggu... Guru - Ketua MGMP PAI SMP Kabupaten Purwakarta; Sekretaris Tim Pengembang Sekolah Dinas Pendidikan Kabuaten Purwakarta

Menulis adalah sarana kreatif untuk mengekspresikan ide-ide, pandangan, dan pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Terobosan atau angin segar

30 Januari 2025   09:06 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Local photo ilustrasi 2025, by eep

Kabar baik datang dari Mendikdasmen Abdul Mu'ti: guru bersertifikasi tidak perlu lagi berebut jam mengajar demi tunjangan! Kebijakan ini tentu menjadi angin segar bagi para pendidik yang selama ini pusing tujuh keliling mencari tambahan jam agar tetap memenuhi syarat tunjangan sertifikasi.

Drama Rebutan Jam Mengajar

Selama bertahun-tahun, banyak guru sertifikasi mengalami tekanan besar untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam per minggu. Akibatnya, berbagai strategi dilakukan, mulai dari berburu jam di sekolah lain, meminta tambahan kelas, hingga, tak jarang, terjadi konflik antar sesama guru.

Sistem ini jelas kurang sehat. Alih-alih fokus meningkatkan kualitas pembelajaran, banyak guru justru sibuk mengurus administrasi demi mempertahankan hak finansialnya. Dengan kebijakan baru ini, pemerintah tampaknya mulai menyadari bahwa yang lebih penting bukanlah jumlah jam mengajar, tetapi kualitasnya.

Apa yang Berubah?

Menurut kebijakan ini, tunjangan sertifikasi tidak lagi bergantung pada jumlah jam mengajar minimal. Artinya, guru bisa lebih fokus pada efektivitas pengajaran tanpa harus pusing mencari tambahan jam. Ini tentu menjadi langkah maju dalam reformasi pendidikan di Indonesia.

Namun, kebijakan ini juga menimbulkan pertanyaan: Jika beban minimal jam dihapuskan, bagaimana mekanisme baru untuk mengukur kelayakan guru dalam menerima tunjangan? Apakah akan ada sistem evaluasi berbasis kualitas pengajaran? Apakah kebijakan ini sudah memiliki landasan teknis yang kuat, atau hanya sekadar wacana yang nantinya akan berubah lagi?

Dampak bagi Guru dan Sekolah

  1. Lebih Fokus pada Kualitas
    Guru bisa lebih berkonsentrasi meningkatkan metode pengajaran tanpa beban administratif yang berlebihan.

  2. Mengurangi Konflik Internal
    Tidak ada lagi persaingan antar guru dalam perebutan jam mengajar, yang sering kali membuat suasana kerja di sekolah jadi kurang harmonis.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun