Mohon tunggu...
Sugeng Hariadi
Sugeng Hariadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

- I.T Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang\r\n - Malang-Tulungagung\r\n - @eeng_91\r\n - ubahlah yang tidak bisa diterima dan terima yang tidak bisa diubah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Tuhan yang menentukan Jodoh ?

4 Desember 2014   22:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:02 3549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menjadi perbincangan yang sangat menarik ketika kita membicarakan tentang jodoh, baik perbincangan dengan orang tua kita, saudara, teman ataupun dengan calon jodoh kita. Lebih menarik lagi jika pembahasan ini tidak sekedar mengikuti alur pemahaman jodoh yang berkembang dimasyarakat, tapi mari sejenak kita kaitkan dengan pendekatan rasionalitas,empiris maupun secara religius agar landasannya jelas dan dengan penuh kesadaran  kita dapat menyelaminya secara utuh, baik melalui pemikiran atau  hati kita.

Jodoh dapat diartikan kata yang dipakai  untuk menunjuk makna tertentu. Lafadz ini berbeda dengan lafadz suami, istri, pasangan hidup atau yang semisal dengannya. Lafadz jodoh menurut kamus bahasa Indonesia adalah “pasangan yang cocok” baik bagi laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu lafadz jodoh memiliki makna yang lebih spesifik dari lafadz suami, istri, atau pasangan hidup, sebab di sana terdapat penjelasan sifat lebih khusus dari sekedar pasangan hidup. Dalam bahasa Arab, kata yang bermakna “jodoh” seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan.

 Apakah Tuhan yang menentukan jodoh kita ? bisa jadi iya bisa jadi tidak tergantung bagaimana kita memaknai pertanyaan ini. Ketika memaknai dengan luas yang artinya Tuhan tidak menentukan jodoh si-A adalah si-B, jodoh si-C adalah si-D tetapi Tuhan menentukan secara umum bahwa jodoh manusia adalah manusia dan jodoh laki-laki adalah perempuan,seharusnya dalam pemahaman di era modern lebih ilmiah hal  itu lebih bisa diterima daripada kita memaknai secara sempit dan khusus bahwa Tuhan sudah menentukan jodoh kita siapa, dari mana jodoh kita  lalu kita menikah kapan yang sudah ditentukan dari zaman azali yang tertulis pada Lauhul mafuzh.

 

Bagaimana dengan manusia yang tidak memiliki jodoh? Sampai mati ada juga orang yang tidak atau belum menikah sampai kematian datang terlebih dahulu, bayi pun ada meninggal saat didalam atau saat baru keluar dari kandungan,lantas apakah berarti mereka tidak memiliki jodoh? Apakah Tuhan sudah berlaku tidak adil karena ada yang punya jodoh ada yang tidak?

 

 Sebenarnya bukan permasalahan Tuhan tidak mengetahui siapa jodoh kita , tidak mampu berkehendak atau menetapkan kita berjodoh dengan siapa, tidak mampu memerintah atau memaksa kita, tapi permasalahannya Tuhan memberikan karunia yang luar biasa kepada manusia, berupa akal, hati, nafsu dan kemerdekaan kepada manusia ciptaan-Nya, Tuhan juga sudah memberikan panduan pada manusia untuk menjalani kehidupan didunia ini berupa hukum alam (sunnatullah), Kitab Suci  dan penugasan kepada Rosul sebagai penyampai ajaran Tuhan. Untuk mensyukuri itu semua wajib bagi kita untuk memaksimalkan potensi-potensi yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia dengan cara berusaha (ikhtiar) dan berdo'a termasuk dalam mencari jodoh. Apabila jodoh kita sudah ditentukan sebelum kita berusaha, maka akan percuma semua potensi yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia lalu apakah Tuhan melakukan hal sia-sia ? Tentunya tidak ketika kita diberi kemerdekaan untuk memakai potensi kita untuk mendapatkan jodoh jadi ketika ada manusia yang tidak memiliki jodoh itu akibat  manusia itu sendiri.

 

“Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. (An-Nisa;3).

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. (QS. Ar-Rum [30] : 21)

Dan Kami menciptakan kalian berpasang-pasangan.(QS. An-Naba’ [78] : 8)

 

Hadis dan ayat Al-Qur'an diatas mungkin dapat menjadi referensi lebih bagi kita untuk memahami konsep jodoh yang sudah ditentukan Tuhan. Seumpama kita sebagai laki-laki,maka H.R. Bukhari dan Muslim dan Surat An-Nisa ayat 3 diatas cukup memberikan alasan atas kemerdekaan laki-laki dalam menentukan jodohnya dengan karakteristik sedemikian rupa dan dengan jumlah yang dibebaskan pula. Surat Ar-Rum ayat 21 memerintahkan kepada laki-laki untuk memiliki istri dari jenis manusia juga, bukan dari jenis jin, hewan , ataupun yang selain manusia. Surat An-Naba ayat 78 dapat ditafsirkan dengan penjelasan diawal bahwa yang dimaksud pasangan bukan Si A dengan Si B, tetapi pasangan laki-laki adalah perempuan sehingga manusia dapat menghindari memilih pasangan yang berjenis kelamin sama. Mungkin masih banyak lagi ayat dan hadis yang dapat digunakan untuk mempermudah kita memahami pengertian jodoh dengan lebih seksama. Demikian yang dapat saya sampaikan, terimakasih atas perhatiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun