Mohon tunggu...
Een Nuraeni
Een Nuraeni Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja sosial

"Orang yang tidak menulis, tidak punya sejarah"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengennya Sih Rebahan, tapi...

6 Desember 2020   20:02 Diperbarui: 6 Desember 2020   20:22 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari belakangan ini curah hujan khususnya di Pandeglang sangat tinggi. Hampir setiap hari tetesan air hujan yang disertai angin kencang menghiasi pemandangan diluar jendela. Membuat banyak orang pasti lebih memilih untuk tetap tinggal didalam rumah jika tidak ada keperluan mendesak yang mengharuskan melakukan aktifitas keluar.

Terlebih dihari libur seperti sekarang, pasti rebahan menjadi pilihan. Hal ini sangat wajar, udara diluar sangat dingin, dan kondisi jalan yang becek pasti membuat kita merasa kurang nyaman ketika hendak beraktivitas diluar rumah.

Menyeduh segelas kopi hangat dan membuat camilan sedehana seperti pisang goreng, memang menjadi pilihan favorit banyak orang dikondisi seperti sekarang. Daripada harus membeli keluar, lebih baik sedia bahan makanan yang bisa diolah sendiri sebagai cadangan dirumah, bisa lebih hemat juga ya. Hehehe

Namun, kondisi demikian hanya berlaku untuk mereka yang memiliki pilihan untuk bisa tetap berada dirumah. Hanya berlaku untuk mereka yang memiliki pekerjaan tetap dan memiliki jatah libur di akhir pekan. Meski hanya sehari atau dua hari, bukankah seharusnya 'jatah libur' itu nikmat sekali?  karena ternyata banyak orang harus tetap menjemput rejeki dikondisi apapun.

sumber gambar: bangsaonline.com
sumber gambar: bangsaonline.com
Mau tidak mau, suka tidak suka, panas atau hujan, harus tetap bekerja diluar rumah. Bukannya tidak ingin tetap berdiam diri dirumah 'rebahan', tapi tidak bisa. Sehari saja tidak bekerja, maka tidak ada uang untuk membeli beras. Sehari saja sakit, maka akan repot urusannya. Ya.... Mereka adalah saudara tangguh kita, pejuang nafkah bagi keluarga. Manusia-manusia mulia itu setia bertebaran dikala panas terik, ketika hujan anginpun sudah biasa, bahkan masih bisa tersenyum. Sekuat apa hatimu itu? Kadang aku iri dengan orang yang masih bisa tersenyum dikondisi yang menurutku sangat prihatin.

Jangan anggap remeh pekerjaan mereka, bisajadi mereka lebih mulia dihadapan Tuhan daripada kita yang bekerja bersih di kantoran. Kegigihannya, kesungguhannya, ketulusannya, kesabarannya dalam bekerja mungkin jauh dibandingkan ujian pekerjaan yang kita lakukan setiap hari. Begitupun rasa syukurnya, bisajadi mereka adalah ahli syukur yang sebenarnya karena lebih mampu menghargai berapapun yang didapat dan bisa memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

Bersyukurlah jika kita termasuk diantara orang-orang yang memiliki pilihan untuk tetap berdiam diri dirumah saat kondisi hujan terus menerus seperti sekarang, karena banyak orang yang tidak memiliki pilihan tersebut. 

Belajarlah untuk menghargai setiap tetes kenikmatan yang diturunkan olehNya. Nikmat sehat, nikmat tidur, nikmat pekerjaan, nikmat makan, nikmat waktu luang, dan banyak kenikmatan lainnya.

Semoga bermanfaat, semoga sehat selalu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun