Mohon tunggu...
Een Nuraeni
Een Nuraeni Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja sosial

"Orang yang tidak menulis, tidak punya sejarah"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekolah Kawat Karat

7 Juni 2020   20:58 Diperbarui: 7 Juni 2020   20:48 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku juga akan giat berdoa, semoga sekolah kami tidak lagi 'serba terbatas'. Aku ingin memiliki ruang kelas sendiri, hanya aku dan teman-teman sekelasku saja. Aku tidak ingin ribut lagi gara-gara tulisan temanku yang tercoret, karena sikut nya aku senggol tak sengaja saat menulis di meja. 

Aku berharap dinding kayu kawat yang karat itu, suatu saat berubah jendela kaca yang bisa kami bersihkan setiap kali jadwal piket. Karena, aku dan teman-teman akan kesulitan jika harus membersihkan kawat karat sewaktu piket. Hehe.. (untungnya guru kami tidak pernah meminta melakukannya).

Terima kasih sudah membaca ceritaku teman, ini bukan fiksi ya. Hehe

Aku, guruku dan sekolahku bukan dongeng.

Aku sekolah di MI Bina Ihsani Setu, Cigeulis, Pandeglang.

*Aku: suara hati adik-adikku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun