Aku juga akan giat berdoa, semoga sekolah kami tidak lagi 'serba terbatas'. Aku ingin memiliki ruang kelas sendiri, hanya aku dan teman-teman sekelasku saja. Aku tidak ingin ribut lagi gara-gara tulisan temanku yang tercoret, karena sikut nya aku senggol tak sengaja saat menulis di meja.Â
Aku berharap dinding kayu kawat yang karat itu, suatu saat berubah jendela kaca yang bisa kami bersihkan setiap kali jadwal piket. Karena, aku dan teman-teman akan kesulitan jika harus membersihkan kawat karat sewaktu piket. Hehe.. (untungnya guru kami tidak pernah meminta melakukannya).
Terima kasih sudah membaca ceritaku teman, ini bukan fiksi ya. Hehe
Aku, guruku dan sekolahku bukan dongeng.
Aku sekolah di MI Bina Ihsani Setu, Cigeulis, Pandeglang.
*Aku: suara hati adik-adikku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H