Pencurian Identitas: AI Generatif dapat dimanfaatkan untuk menciptakan identitas palsu yang sangat meyakinkan.
Serangan Rekayasa Sosial: AI Generatif dapat digunakan untuk mengotomatiskan serangan rekayasa sosial, seperti serangan phishing multisaluran yang dilakukan melalui email dan aplikasi perpesanan.
Penghasilan Konten dalam Berbagai Bahasa: Dengan AI Generatif, penjahat dunia maya dapat menghasilkan serangan dalam berbagai bahasa, memperluas jangkauan target mereka tanpa perlu menguasai bahasa tersebut. Â Â
Serangan yang diperkuat oleh AI Generatif tidak hanya lebih meyakinkan tetapi juga dapat dilancarkan dalam skala yang lebih besar dan dengan kecepatan yang lebih tinggi. Misalnya, serangan phishing yang dibantu AI dapat menargetkan ribuan korban dalam waktu singkat, dengan pesan yang disesuaikan secara otomatis untuk meningkatkan kemungkinan klik dari penerima.
Untuk melawan ancaman ini, perusahaan dan organisasi keamanan siber harus mengadopsi strategi yang sama canggihnya. Ini termasuk penggunaan AI dalam deteksi ancaman, di mana algoritme dapat belajar dari pola serangan sebelumnya dan secara proaktif mengidentifikasi upaya serangan baru. Selain itu, pelatihan dan kesadaran pengguna tetap menjadi komponen kunci dalam pertahanan terhadap serangan yang diperkuat oleh AI. Oleh karena itu dari penggunaan defensi AI misalnya saja adalah: Â
Deteksi Ancaman Real-time: Di sisi defensif, AI Generatif dapat digunakan untuk mendeteksi ancaman siber secara real-time dengan mempelajari pola serangan sebelumnya dan mengidentifikasi upaya serangan baru.
Otomatisasi Respons Keamanan: AI juga dapat membantu dalam otomatisasi respons keamanan, meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam menanggapi insiden keamanan.
PenutupÂ
AI Generatif, sementara merupakan terobosan dalam teknologi, juga membuka pintu bagi serangan siber yang lebih canggih. Disinilah perlunya kita kemudian waspada untuk jangan sampai tertipu, selalu lakukan cross check ulang, hindari posting berita yang tidak jelas sumbernya dan berpotensi menyebarkan HOAX.Â
Tentunya hal ini perlu di imbangi dengan kesadaran pikiran yang obyektif, sebab tanpa kewarasan pikiran kita akan mudah terseret arus polarisasi sehingga menimbulkan masalah masalah horizontal.Â
Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaatkan kekuatan AI untuk melindungi diri kita sendiri, tetapi ini memerlukan investasi yang berkelanjutan dalam teknologi keamanan siber dan pendidikan pengguna.