Taufik melanjutkan, orang tersebut ditanya kenapa, mau kemana, dan mengapa demikian. Akhir cerita, Subaidi membawanya ke kepala desa terdekat di sana, Kecamatan Lenteng, untuk dibantu, bahkan orang itu diberi makanan dan anaknya dibelikan susu dan sebagainya, padahal, lanjut Taufik, ia tidak begitu kenal dengan orang itu, hanya sebatas tahu. Lebih jauh, Subaidi terkenal tidak perhitungan ketika berbuat baik terhadap orang lain.
Subaidi sendiri mengungkapkan bahwa jika ia terpilih menjadi kades nanti, ia akan menekankan kinerja Bumdes untuk semakin meningkatkan perekonomian desa. Sedangkan untuk memenangkan kontestasi politik tingkat desa ini, ia berkomitmen tidak akan menggunakan politik uang. Ia yakin akan menang atas dasar kepercayaan masyarakat kepadanya.
"(Saya ingin, red) membangun desa yang berkemajuan," ungkap Subaidi saat ditanya perihal komitmennya seandainya nanti terpilih menjadi kepala Desa Lembung Barat. Selain itu, yang lebih utama, ia mengungkapkan bahwa ia ingin mengabdi kepada masyarakat, khususnya di desa tersebut.
Bagi saya cerita yang saya dapat tentang sosok Subet ini bisa menjadi inspirasi dan cerminan bagaimana seorang calon pemimpin itu adalah seorang yang dari awal memang sudah memiliki karakteristik dan sosok pemimpin yang dan pelayan yang baik dari apa yang dipimpinnya.
Terlepas kemudian Subet ini akhirnya tidak menjadi pemenang di pemilihan Kepala Desa karena kalah dengan petahana yang sudah lebih kuat secara pengalaman, jaringan, pendanaan, birokrasi dan lain-lain ketimbang Subet. Tapi saya tetap mengacungkan dua jempol tentang sosok pemuda calon pemimpin desa tersebut. Inilah mungkin yang agak susah didapat saat ini. Baik di Madura sana ataupun di negeri ini.
Sebab kalau ada calon pemimpin seperti itu dan anda adalah sosoknya, maka ayo anda harus berani mengambil langkah pilihan untuk berani menjadi seorang pemimpin rakyat. Tapi tentu berjanjilah terlebih dahulu untuk menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Sebab jabatan dan amanah itu harus anda pertanggungjawaban nanti di akhirat.
Wallahu A'lam Bishawab
Hanya Allah yang mengetahui kebenarannya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H