Semua yang telah dijelaskan di atas dimaksudkan agar kita benar-benar mengenali kebenaran dengan hati. Sehingga kita tahu mana yang harus kita bela dan kita ikuti dan mana yang harus kita tolak dan kita ingkari. Dan kembali kepada esensi ajaran Allah yang menjadi tema kita, bahwa sekali lagi kita harus sadari bahwa kemerdekaan sempurna itu adalah ketika setiap mahluk bersedia berserah diri. Ketika setiap kita menerima hidup sesuai fitrah penciptan diri. Karenanya haruslah kita membangun sebuah tatanan hidup yang benar-benar mampu memastikan setiap manusia diperlakukan secara adil dan tidak ada satupun yang dibiarkan terzalimi. Dan hendaklah kita tahu bahwa untuk maksud itulah bangsa ini lahir dan negara ini berdiri. Kita terlahir sebagai bangsa yang membawa revolusi yang suci dari Ilahi Rabbi. Kita hendak membangun sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak ada satupun orang yang tidak dihormati hak-haknya di negeri ini. Kita hendak membangun kehidupan yang setiap bangsa berhak untuk merdeka menjalankan kehidupan bangsanya tanpa ekploitasi. Kita hendak menghapuskan segala bentuk penjajahan dan segala bentuk ekploitasi manusia atas manusia bangsa atas bangsa di atas bumi ini.
Itulah revolusi kita yang tidak boleh kita lupa dan sudah semestinyalah kita bela. Janganlah lagi kita merasa bahwa suku, ras, golongan ataupun agama kita yang lebih tinggi. Hendaklah kita menerima untuk menjadi setara di dalam perikemanusiaan dan perikeadilan. Hendaklah kita menjunjung tinggi kebersamaan dan persaudaraan. Sebab tiadalah Tuhanpun mengukur kita dari segala atribut yang kita punya. Satu-satunya yang menjadi kemuliaan seorang manusia adalah ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Siapapun yang membawa kebenaran dan memelihara kehidupan sesama sungguh dialah orang yang tinggi derajatnya di mata Tuhan. Janganlah kita takut untuk bersaudara kepada mereka yang tidak seagama. Karena Nabi Muhammad saw. yang menjadi tauladan kitapun merangkul mereka yang tidak seagama sebagai satu kesatuan umat yang bersaudara. Tidaklah boleh sekalipun kita lupa apa yang hendak di bangun Nabi Muhammad saw. di Madinah itu. Dan telitilah sekali lagi dan lagi dengan kebijaksanaan hati, bahwa negeri ini telah dipilih untuk menegakkan kembali Piagam Madinah Yang telah lama tertunda penggenapannya itu.
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Â Â (QS. Al-Hajj [22]:67)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H