Mohon tunggu...
Edy Suryadi
Edy Suryadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ketua Umum Rumah Kebangsaan Pancasila

Inner Life is The Real Life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramalan Al-Qur'an tentang Manusia

1 Desember 2016   11:44 Diperbarui: 1 Desember 2016   11:57 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malaikat hanya memiliki kebenaran di dalam dirinya dan tidak ada kejahatan padanya. Sedangkan manusia, sensasinya atas kebenaran sungguh-sungguh akan berbeda. Ketika manusia mengenali kebenaran, kebenaran tersebut benar-benar memiliki rasa yang kuat. Karena setiap kebenaran yang kita punya lahir ke permukaan melalui sebuah proses berpikir yang melibatkan akal dan hati. Semisal dengan pengenalan kita akan rasa manis yang tentu tidak terlepas dari pengenalan kita akan rasa pahit, demikian juga pengenalan kita atas keberanan yang tentu tidak terlepas dari pengenalan akan kejahatan.

Kita tentu saja tidak akan mengenali dengan kuat sepertia\ apa rasa manis itu jika kita tidak pernah tahu seperti apa rasa pahit itu. Dengan keadaannya yang mendua itu memang manusia akan banyak terobang-ambing dalam konflik batin antara benar dan salah; antara baik dan jahat, tapi melalui itulah manusia akan sampai kepada pengenalan yang kuat dan memiliki rasa yang kuat akan kebenaran.

Ketiga, dari dialog di atas kita pun memahami bahwa Allah tahu persis adanya potensi merusak yang hebat di dalam diri manusia sebagaimana yang menjadi kekhawatiran para malaikat itu. Dalam sanggahan yang Allah sampaikan kepada para malaikat itu, kita melihat bahwa Allah tidak menapikkan sepenuhnya kekhawatiran para malaikat tersebut. Allah menerangkan: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".Yang dari keterangan itu kita dapat memahami bahwa Allah tidak seratus persen menyalahkan malaikat atas kekhawatirannya itu. Allah tahu bahwa hal itu sangat beralasan, meski itu tidak sepenuhnya benar. Malikat berpandangan demikian tentulah karena melihat berdasarkan pengetahuannya yang terbatas tentang manusia. Ada rahasia yang malaikat tidak ketahui tentang manusia. Karena itu untuk menghapuskan kekhawatiran para malaikat ini kemudian Allah menunjukan sesuatu yang mereka belum tahu dengan lengkap tentang siapa dan mahluk seperti apa manusia ini.

Allah mengajarkan kepada Adam as. tentang nama-nama benda-benda keseluruhannya dan kemudian Allah meminta malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda tersebut. Seketika itu pula malaikat menyadari akan keterbatasan pengetahuaannya. Menyadari bahwa dirinya hanya dapat tahu apa yang diberitahukan kepada mereka. Ya, itulah malaikat. Mahluk yang hanya tahu apa-apa yang diberitahukan Allah kepadanya saja. Kemudian sesudah itu Allah meminta Adam as. untuk mengemukakan nama-nama benda tersebut kepada para malaikat. Dan setelah Adam as. memberitahukannya, menjadi jelas sejelas-jelasnyalah bagi para malaikat rahasia tentang manusia yang belum diketahuinya.

Bahwa rupanya manusia adalah mahluk yang berbeda. Manusia adalah mahluk pembelajar yang hebat. Manusia mampu mengenali karakter dari benda-benda. Manusia mampu menggali rahasia dan hikmah dari tiap-tiap ciptaan. Manusia mampu mengenali ajaran yang tersebunyi di setiap kejadian dan benda-benda. Jadi, meskipun manusia mempunyai potensi berbuat salah yang besar, meskipun manusia mempunyai potensi menyimpang yang kuat, meskipun manusia mempunyai potensi merusak yang hebat, tapi kecerdasan akal dan hati manusia pada akhirnya akan membawanya sampai kepada pengenalan yang sebaik-baiknya akan kehendak Tuhannya.

Pemahaman-pemahaman yang kita temukan dari rangkaian dialog antara Allah dan para malaikat di atas, semua ini adalah pengetahuan yang bermanfaat bagi kita untuk dapat membaca arah perjalanan peradaban manusia. Ini adalah bekal kita dalam membaca sejarah peradaban panjang umat manusia. Sungguh sejarah panjang peradaban kita yang telah berlalu itu tidaklah boleh dilewatkan dengan percuma. Tentu ada banyak sekali hikmah dari setiap cerita yang ada dalam sejarah peradaban umat manusia itu.

Dengan kecerdasan untuk membaca dan mengenali makna dan ilmu di balik setiap potong benda dan dibalik setiap serpihan kejadian, kita akan dapat menemukan nama, isme, konsep, ajaran yang terbaik untuk membangun peradaban kita ini. Dari dialog di atas kita juga dapat melihat dan memprediksi bahwa perjalanan peradaban umat manusia memanglah akan banyak diwarnai oleh berbagai tindakan merusak dan pertumpahan darah yang hebat. Tapi itu adalah bagian dari proses pembelajaran yang memang akan dialami umat manusia untuk pada akhirnya sampai kepada bentuk terbaik bagi peradabannya. Pada akhirnya umat manusia akan benar-benar tahu jalan untuk kembali ke surga itu.

Kembali ke surga yang saya maksud di sini tentulah bukan dalam konteks surga setelah alam kematian saja. Kembali ke surga yang saya maksud di sini juga adalah bahwa manusia pada akhirnya akan mampu membangun sebuah peradaban yang benar-benar bernuasa surgawi di atas bumi ini. Karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sebenarnya bumi ini amatlah berpotensi menjadi sebuah tempat hidup yang surgawi. Ada begitu banyak ragam makan dan minuman yang lezat yang disediakan bumi ini dengan sangat berlimpah ruah. Yang semua itu sangatlah cukup untuk mengenyangkan dan memuaskan seluruh umat manusia di bumi ini.

Ada begitu banyak kekayaan yang tersimpan dan tersebar di hamparan bumi ini. Yang semua itu sangatlah cukup untuk memakmurkan kehidupan seluruh umat manusia di bumi ini. Ada begitu banyak keindahan yang tersedia dan yang dapat kita ciptakan di atas bumi ini. Yang semua itu sangatlah cukup untuk membuat manusia merasa tentram dan berbahagia dengan kehidupan ini. Sungguh bumi ini benar-benar berpotensi menjadi tempat hidup yang surgawi. Keserakan dan nafsu kitalah yang telah membuat bumi ini masih dipenuhi penderitaan dan kesengsaraan.

Dapatkah kita bayangkan jika saja umat manusia mau untuk melepaskan ego dan nafsunya dan dengan segala kerendahan hati bersedia menjalin persatuan dan persaudaraan dengan sesama anak manusia atas nama Tuhan dan kemanusiaan, dan kemudian secara bersama-sama menata dan mengelola bumi ini dengan sepenuhnya untuk kesejahteraan bersama umat manusia. Tentu tidak terbayangkan kemakmuran yang dapat kita ciptakan. Tidak terbayang betapa banyaknya keindahan dan kemudahan yang bisa kita wujudkan. Tidak terbayangkan betapa banyaknya kedamaian dan kebahagiaan yang dapat kita bersama rasakan.

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(QS. Al-Isra [17]:70)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun