Hal lain yang juga harus kita pahami adalah bahwa perbedaan dan keberagaman kita itu tidaklah dimaksudkan untuk menjadi sumber perselihan dan permusuhan. Tentu Tuhan tidaklah menciptakan kita untuk saling bertengkar satu sama lain; tidak untuk saling menyakiti satu sama lain; tidak juga untuk saling memerangi satu sama lain. Adalah sebuah kepastian bahwa Allah menghendaki agar umat manusia dapat membangun hidup bersama dengan saling berbagai kasih, berbagi kebahagiaan dan berbagi kesejahteraan. Semua perbedaan yang ada pada kita itu, apapun itu, dimaksudkan agar kita saling mengenal satu sama lain.Â
Agar kita saling mempelajari satu sama lain. Agar kita saling memahami satu sama lain. Agar kita saling mengagumi keunikan penciptaan satu sama lain. Agar dengan itu kita menjadi kaya, lengkap, utuh, bijaksana dan sempurna sebagai kesatuan umat. Bukankah seberapapun berbedanya kita sesungguhnya kita adalah manusia yang sama? Bukankah kita semua bermula dari diri yang satu? Dari nenek moyang yang sama? Bukankah jauh dilubuk hati setiap kita tersimpan ukuran kebenaran yang sama?Â
Bukankah kita adalah manusia yang di dalam jiwanya itu memiliki denyut kebutuhan, kecenderungan serta memiliki rasa kemanusiaan dan rasa keadilan yang sama? Jadi, dari itu semua, dapatkah kita menemukan satu saja alasan yang membolehkan kita untuk saling memusuhi dan menyakiti satu sama lain karena segala perbedaan kita itu?Â
Dapatkah kita menemukan satu saja alasan yang membolehkan kita untuk tidak membangun sebuah sistem berkehidupan yang dapat menjamin rasa keadilan dan kebutuhan akan kesejahteraan hidup bersama? Kenapakah tidak kita temukan nilai-nilai kebenaran yang sama yang dapat kita bersepakat dengannya, dan kenapakah tidak kita secara bersama-sama membangun sebuah sistem berkehidupan yang benar-benar dapat menjamin rasa kemanusiaan dan rasa keadilan kita semua secara adil dan seimbang?
Jadi, marilah kini kita tanggalkan segala rupa ego, kesombongan dan keserakahan kita yang merusak itu. Marilah kita hormati nilai-nilai kebenaran yang Tuhan telah tanam di dalam jiwa tiap-tiap kita. Marilah kita lupakan segala perbedaan yang kita punya. Marilah kita berdiri setara sebagaimana Allah menganggap kita setara dihapan-Nya.Â
Marilah kita tidak mengukur kemuliaan seorang manusia dari apa sukunya; dari apa ras bangsanya; dari apa kepercayaan yang dianutnya. Marilah kita bersama-sama membentuk sebuah sistem berkehidupan yang memuliakan setiap orang menurut amal baktinya. Menurut ukuran yang seadil-adilanya.Â
Marilah kita kita ciptakan sistem berkehidupan yang dapat menjamin keadilan bagai setiap orang dengan sebenar-benarnya. Marilah kita wujudkan sebuah tatanan masyarakat yang menjunjung tinggi dan menghormati hak setiap orang sebagai manusia terlepas dari apa suku, ras bangsa dan kepercayaan yang dianutnya. Bukankah menegakkan keadilan yang setara terhadap setiap orang terlepas dari apapun golonganya adalah dipandang Allah sebagai sebuah jalan yang lebih dekat kepada takwa?
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Maidah [5]:8)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H