Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Neraka di Mata Nikita

27 November 2020   08:29 Diperbarui: 27 November 2020   08:32 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikita Mirzani Foto | KapanLagi.com

Artis Nikita membuat heboh. Ia berbicara tentang kematian dan memberi penilaian bahwa neraka itu seolah seperti sebuah wilayah, tempat penyiksaan orang-orang jahat. Dan, jika ia masuk ke wilayah itu, ya enggak apa-apa.

Terlebih di neraka ia bisa berjumpa penyanyi bekan seperti Michael Jackson.

Coba perhatikan celotehnya di bawah ini.

"Heran deh gue. Lagian kan gue udah bilang gua gak bisa gila-gila masuk surga say. Gue mah di neraka juga udah gak apa-apa, happy. Ketemu teman-teman gue banyak, siapa tahu nanti gue bisa bikin acara di situ. Ketemu Michael Jackson," ucap Nikita Mirzani dikutip dari akun gosip @slidegossip_channel.

Sejatinya, ucapan Nikita itu juga pernah penulis dengar dari rekan-rekan di kantor. Enggak apa, di neraka bisa bergabung dengan para konglemerat hitam. Penjahat kelas kakap. Kontraktor juga banyak di situ. Artis cantik juga banyak di situ.

Coba perhatikan celoteh rekan penulis ini. Kala penghuni neraka dan surga menggelar perhelatan akbar, di sepakati membangun jembatan penghubung dari kedua wilayah itu. Lalu, ceritanya, justru penghuni neraka lebih cepat bergerak dan melaksanakan pekerjaan pembangunan jembatan.

Sedangkan dari surga, tak ada tanda-tanda pekerjaan itu direalisasikan. Usut-punya usut, jembatan dari arah neraka terealisir lantaran di wilayah itu banyak penghuni berprofesi sebagai kontraktor.

Rekan penulis, yang tengah kecewa berat terkait berbagai persoalan duniawi, pun pernah mengeluarkan pernyataan begini. Jangankan mendapatkan penghasilan halal, untuk yang haram saja sekarang sukar. Itu gegara Covid-19 dan sempitnya lapangan pekerjaan.

Nah, dari pernyataan seorang artis dan rekan penulis di atas, merupakan gambaran bahwa untuk melakoni jalan dimurkai Allah dipandangnya sebagai hal biasa. Bahkan tak perlu ditakuti. Sesungguhnya hal itu jadi cerminan orang bersangkutan tengah memilih jalan sesat. Dekat dengan perbuatan setan.

Buya Yahya Foto | Republika
Buya Yahya Foto | Republika
**

Pendiri Pondok Pesantren Al-Bahjah mengomentari ucapan itu dengan kata menyejukan. Adem. Katanya, begini: Ucapan (Nikita) itu adalah sebuah bencana besar jika yang mengucapkannya adalah orang Islam. Hendaknya, umat Muslim lain merasa sedih dan tidak terima dengan pernyataan orang tersebut.

Kita, umat Muslim, harus sedih, karena dia mendapatkan musibah. Imannya hilang. Kita doakan semoga dapat hidayah dan sadar kalau ada orang semacam itu.

Sejatinya, seperti disebut Buya Yahya, ahli surga akan dimudahkan oleh Allah menuju jalannya ke surga. Juga, dengan ahli neraka yang akan dimudahkan untuk melalui jalannya ke neraka.  Peristiwa itu hendaknya menjadi nasihat bagi semua orang dan sadar diri.

Neraka (nar) adalah tempat yang diperuntukkan bagi mereka yang membangkang dari perintah Allah Swt, selama hidup di dunia. Neraka terdiri dari berbagai tingkatan dan sering digambarkan sebagai area pembangkaran, penuh dengan binatang seperti ular yang memakan manusia dan berbagai bentuk hukuman terhadap penghuninya.

Kamus Istilah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyebut bahwa Neraka itu memiliki tujuh tingkatan seperti Jahanam, Jahim, Saqar, Sair, Hawiah, Hutamah, Wail.

Sementara Wikipedia mengungkap bahwa Jahanam digambarkan sebagai neraka tempat penyiksaan yang memiliki 7 pintu dan setiap pintu, telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari para makhluk-Nya. Gerbang jahanam dipimpin oleh Malaikat Malik dan memiliki Malaikat Penyiksa yang berjumlah sebanyak 19 malaikat yang disebut Zabaniyah.  

Dalam keseharian kita sering mendengar sebutan neraka dan surga. Untuk menjelaskan prihal ini, rasanya, tak cukup tiga hingga empat lembar halaman. Bisa panjang.

Akan tetapi, jelasnya, neraka dan surga itu adalah barang gaib. Makanya, lantaran menyangkut gaib itu manusia terdorong mendalami melalui pendidikan mulai strata satu hingga tiga (doktor). Lalu, belakang muncul humor bagi orang yang menyandang pendidikan agama (Islam) dengan sebutan gelar sarjana alam gaib. Hehehe.

Allah itu juga gaib. Surga dan neraka sebagai ciptaan-Nya juga gaib.

Ustaz H Dudung Abdurahman Foto | Dokpri
Ustaz H Dudung Abdurahman Foto | Dokpri
Saat di dunia, seseorang diberi opsi untuk memilih: masuk ke surga dengan beriman dan beramal saleh, atau bergabung bersama setan dengan menetap dalam siksa neraka yang selamanya.

Surga sesungguhnya rahmat. Ia adalah kasih sayang, kenikmatan, kebahagiaan, kekekalan dalam kebaikan, buah-buahan, minuman nan didambakan, bidadari, pangeran, istana dan semua kebaikan yang dikehendaki bagi penghuninya.

Untuk memahami tentang surga dan neraka ini, memang, tidak mudah bagi setiap orang. Pasalnya, selain gaib juga menyangkut kualitas iman pada diri setiap orang.

Pada pengajian Kamis (26/11) malam, Ustaz H. Dudung Abdurrahman, di sebuah masjid pinggiran Jakarta, mengingatkan jemaah untuk tidak melupakan membaca Surat Al Waqiah seusai Sholat Subuh.

Surah ini berisi gambaran tentang Kiamat, dan pada waktu di hisab manusia terbagi menjadi tiga golongan: golongan yang bersegera menjalankan kebaikan (As Shabiqun), golongan kanan (ashabul yamiin), golongan kiri yang celaka (ashkhabus syimal) dan balasan yang diperoleh masing-masing golongan.

Surat ini juga berisi bantahan Allah terhadap orang yang mengingkari keberadaan Tuhan, hari berbangkit, dan adanya hisab.

Surah Al Waqiah sebagai pengingat kuasa Allah serta menambah Iman. Maka, bacalah karena banyak keutamaan yang dapat diperoleh bagi yang membacanya.

Salam berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun