Meski pandemi Covid-19 masih "menghantui" warga, pengurus sebuah masjid  mungil di pinggiran Jakarta, tepatnya Kampung Ceger, menggelar pembacaan Barzanji dengan penuh semangat dan khusu'.
Tidak terlalu banyak warga yang ikut pembacaan Barzanji yang sudah menjadi tradisi pada perayaan hari besar Islam itu. Pada Maulid Nabi Muhammad Saw, Kamis (29/8) semalam, penulis bersama jemaah Masjid At Taubah bersama-sama membaca Barzanji yang dipimpin Ustaz H. Dudung Abdurahman.
Protokol kesehatan tetap diindahkan dengan sebelumnya selalu diingatkan pengurus masjid menjaga jarak, kenakan masker dan mencuci tangan. Tentu saja ketika membaca Barzanji masker dilepas. Suara pun lepas. Kemudian menyatu, riuh dan nyaring membentuk alunan nan indah.
Baca juga: Tradisi Pembacaan Kitab Al-Barzanji di Kalangan Masyarakat Bugis yang Ada di Indonesia
Wabil khusus, kala Barzanji dibaca, seluruh anggota jemaah berdiri rapi. Ada yang terlihat sedih, ada yang nampak serius membacanya. Pokoknya, kala Barzanji dibaca, peserta serius dan sungguh menikmati alunan suara yang mereka bawakan.
Tentu saja para anggota jemaah menjadi haru. Sebab, disamping ikut menikmati bait per baik, kata per kata dari bacaan Barzanji, mereka itu juga memahami kandungannya.
Ya, kandungan Barjanj menggiring para jemaah masjid saat itu menjadi sadar bahwa berasal dari sumber yang satu.
Mereka menyadari akan besarnya jasa Rasulullah Saw. Nabi Muhammad Saw menempati posisi sentral dalam kehidupan dunia. Realitasnya, kini, Nabi Saw tidak hanya bagi umatnya, tetapi juga bagi umat manusia seluruhnya.
Kala Barzanji dibaca, membawa suasana jemaah menyadari bahwa kebenaran berasal dari sumber yang satu, yaitu Alquran yang dibawa oleh seorang Rasul paling mulia, Muhammad SAW.
Baca juga: Meneladani Rasulullah Melalui Pembacaan Kitab Maulid Al-Barzanji
Figur Nabi Muhammad SAW mampu mendekatkan seluruh komponen masyarakat untuk kemudian bersatu, bahu-membahu membangun sebuah kesatuan umat yang kokoh. Karena itu,seperti disebut Ustaz Dudung, penting bagi setiap Muslim membaca Barzanji untuk meneladani dan mengingat kemuliaan Rasulullah SAW.
Sebelum acara ditutup, Ustaz Dudung sedikit mengulas tentang pencipta bacaan Barzanji yang berisi kisah kisah perjalanan Rasullulah, pujian-pujian kepadanya dan doa.
Bagi kalangan Nahdlatul Ulama, kitab ini sangat dikenal dan populer. Dibaca bukan saja ketika perayaan hari lahir Nabi saja,  juga rutinan setiap malam Jumat. Disebut  Al-Barjanzy karena dinisbahkan kepada nama desa pengarang yang terletak di Barjanziyah kawasan Akrad (Kurdistan).
Kitab ini aslinya bernama 'Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) sebagian ulama menyatakan bahwa nama karangannya adalah I'qdul Jawhar fi mawlid an Nabiyyil Azhar, yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. Namun, lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Baca juga: Selama Muharram, Masjid Babussaadah Lumpangang Bantaeng Rutin Barzanji
Kitab Maulid Al-Barzanji begitu terkenal di negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya. Mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan. Kandungannya merupakan khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlak, peperangan hingga wafatnya.
Syaikh Ja'far Al-Barzanji dilahirkan pada Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada Selasa, selepas Asar, 4 Sya'ban tahun 1177 H di Kota Madinah. Ia dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan junjungan Nabi Saw.
Sayyid Ja'far Al-Barzanji adalah ulama besar keturunan Nabi Muhammad Saw dari keluarga Sa'adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja'far semuanya ulama terkemuka dengan ilmu dan amalnya, keutamaan, dan kesalihannya.
Sumber bacaan satu dan dua
Salam berbagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H