Namun posisi Kemenag sekarang sepertinya “maju kena mundur tetap kebentur”. Tetapi, itulah sebuah resiko. Kita lihat saja, apa lagi komentar yang datang dari kalangan organisasi kemasyarakat (Ormas) Islam.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, jauh hari sudah menjelaskan, rencana tersebut dimaksudkan untuk memperkaya materi khutbah Jumat.
Itu saja. Tak lebih tak kurang. Kemenag bermaksud akan memperkaya materi khutbah Jumat dengan isu-isu kontemporer. Kita berharap, jangan cepat nyinyir.
Jadi, naskah sholat Jumat akan disiapkan oleh Kemenag. Program tersebut segera memasuki tahap pembahasan yang melibatkan tokoh agama, tokoh ormas, dan kalangan akademisi.
Kita pun berharap para pemangku kepentingan yang terlibat dapat memberi kontribusi positif dalam penyusunan dan seluruh aktivitas program tersebut.
Rencananya penyusunan naskah khutbah ini akan diawali dengan pembahasan terkait signifikansi dan tema. Para penyusun akan merusmuskan bersama kebutuhan pesan keagamaan masyarakat kontemporer lalu dituangkan dalam rumusan tema.
Tentu saja ini bagus. Sebab, masih sangat sedikit para khatib Jumat, kita dapati terasa kering dalam penguasaan materi. Hal itu tidak lepas dari khotib Jumat yang kadang mengalami kesulitan berhubung waktu (durasi) yang sempit. Dalam penampilannya ia harus mengindahkan rukun sholat Jumat.
Kadang, kita dapati khutbah Jumat seperti seorang tengah menyampaikan presentasi. Tentu saja hal seperti ini harus dihindari.
Tapi, terpenting, khutbah Jumat hendaklah memberikan pencerahan dan penyejukan kepada umat. Bukan memprovokasi dengan agitasi.
Sumber bacaan satu dan dua
Salam berbagi.