Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pilih Pelaut sebagai Suami?

6 Oktober 2020   08:03 Diperbarui: 6 Oktober 2020   08:10 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, rindu isteri kepada suami berprofesi sebagai pelaut. Foto | HerStory

Pelaut jarang pulang, banyak di laut (minimal 6 bulan), dicurigai main perempuan dan punya selingkuhan. Ia memang pekerja keras, tapi digambarkan cenderung jadi pemabuk,  boros penggunaan uang di berbagai tempat.

Sudah tentu cenderung melupakan ibadah, tak disiplin, kurang memperhatikan kesehatan diri sendiri. Angkuh jika bicara dengan orang banyak lantaran berkantong tebal.

Cenderung banyak bohong kepada isteri tentang kehidupannya. Selain itu ia punya kecenderungan tidak terbuka kepada anggota keluarga. Itulah kelemahan sebagai seorang pelaut.

Kelebihannya, ya dia punya uang dengan penghasilan rata-rata di atas upah minimum. Namun untuk pelaut yang bekerja di kapal pesiar, lebih tebal lagi dompetnya.

Berikut lirik lagu Balada Pelaut

Siapa bilang pelaut mata keranjang.

Kapal bastom lepas tali lepas cinta.

Siapa bilang pelaut pamba tunangan.

Jangan percaya mulut rica rica.

 

So berlayar sampai so ka ujung dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun