Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Batik (Luntur) di Hati Rakyat

3 Oktober 2020   19:27 Diperbarui: 3 Oktober 2020   19:36 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi batik. Foto | Dokpri

Motif batik dari berbagai daerah nyatanya tak kalah dengan batik-batik dari Pulau Jawa. Yogyakarta dan Solo masih terasa punya kelas. Bisa jadi karena peradaban Jawa tidak lepas dari batik. Coba perhatikan, para pengawal istana kerajaan, tak pernah lepas dari batik.

Dulu, mengenakan baju batik hukumnya wajib. Ini pengalaman penulis  kala bertugas sebagai reporter di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan. Di era Orde Baru, istana punya aturan ketat. Saat itu Wakil Presidennya adalah Letnan Jenderal TNI H. Soedharmono, S.H. Ia adalah Wakil Presiden kelima yang menjabat selama periode 1988-1993.

Keharusan mengenakan batik  diberlakukan bagi reporter yang ditugasi di Istana Presiden di Merdeka Utara. Kala itu, bagi setiap wartawan jika bertugas di istana diharuskan mengenakan batik. Kalau tidak batik, yang bersangkutan harus mengenakan baju lengan panjang plus berdasi. Lebih keren lagi, ya dilengkapi dengan jas.

Itulah gaya wartawan 'elite' sebutan di era itu. Soal otak cerdas atau tidak, di sini tak dipersoalkan. Penting sebelum bertugas di istana, harus menjalani screening. Jadi,  reporter 'elite' di istana harus lulus ujian penyaringan untuk mengetahui integritas, loyalitas dan tentu tidak berbuat macam-macam ketika menjalani tugas.

Nah, soal baju berdasi dan mengenakan batik selama bertugas di istana ini demikian ketat diberlakukan. Sampai-sampai petugas pos akan selalu mengawasi gerak-gerik wartawan jika tak mengindahkan aturan yang telah berlaku baku. Jika tak mengenakan baju berdasi atau batik, jangan harap bisa masuk istana.

Dan, ada satu lagi larangan tak boleh masuk istana.

Apa itu?

Siapa pun orangnya, apakah dia petinggi atau warga biasa, dilarang masuk istana mengenakan celana jeans.  Aturan itu semua nampaknya masih berlaku hingga kini. Bagi penulis, mengenakan batik terasa lebih keren.

Koleksi batik. Foto | Dokpri
Koleksi batik. Foto | Dokpri
**

Untuk jemaah Indonesia yang melakukan ibadah haji, sudah lama memang pemerintah menganjurkan mengenakan seragam bermotif batik. Karena itu,tak heran, bila dari kejauan, jika ada jemaah haji mengenakan seragam batik dapat dipastikan yang bersangkutan berasal dari Indonesia.

Kini, sudah ada kesadaran di antara biro perjalanan sebagai penyelenggara umrah menyediakan baju motif batik. Ke depan, pemerintah perlu mendorong lagi agar batik lebih "berkibar" di tanah suci. Keren, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun