Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abah Alwi, Penulis Kisah Betawi Wafat

17 September 2020   09:19 Diperbarui: 17 September 2020   09:26 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada rasa bersalah mendalam pada diri penulis karena saat pandemi Covid-19 tak mengunjungi Abah Alwi hingga akhir hanyatnya.

Rasa sedih masih tergores di hati lantaran ternyata kunjungan penulis ke kediaman Abah, sebutan akrab Alwi Saleh Shahab, pada 13 Februari 2019 lalu menjadi pertemuan terakhir. Kala itu Abah tengah menderita sakit.

Innalillahi wa inna ilahi rojiuun. Begitu tulis sebuah laman suratkabar mewartakan tentang berita duka berpulangnya wartawan senior, Alwi Shahab. Ia meninggal pada Kamis (17/9) pukul 03.00 WIB. Rumah Duka, Kompleks Balekambang Asri no 14, Gang Haji Sarbii, Jalan Mungggang, Condet, Jakarta Timur. Al Fatihah.

Alwi selain pensiunan dari Kantor Berita Antara, ia juga merupakan keluarga besar PT Republika Media Mandiri.

Masih terngiang kuat ucapan Abah Alwi dari pembaringannya. Ia memanggil isterinya berulang-ulang.

Saat itu, kondisi fisik Alwi Shahab memang sudah menurun. Namun daya ingatnya masih kuat dan mengenali siapa rekan yang diajak bicaranya. Ia pun kerap kali mengingatkan isterinya untuk memberi hadiah kepada siapa pun yang menjenguknya.

Penuturan isterinya, Maryam, kondisi fisiknya menurun drastis setelah menjalani operasi mata di Singapura, beberapa tahun silam. Kendati demikian ia masih bisa mengingat rekan-rekannya yang mengunjungi. 

Ketika dijumpai penulis, ia nampak berusaha mengingat-ingat. Sadar bahwa yang datang adalah mantan anak buahnya ketika ia bekerja sebagai atasan penulis, ia nampak gembira. Bahkan ia berulang-ulang minta kepada isterinya untuk memberikan hadiah kepada penulis.

"Jangan abah. Seharusnya saya yang memberi hadiah," mendengar jawaban seperti itu, ia terdiam.

Tapi, ia kembali memanggil isterinya."Yam... iyam... yam," dijawab oleh isterinya bahwa ia hadir di dekatnya.

Lantas tangan kirinya yang lemah memegang tangan penulis. Lalu ia mengajukan pertanyaan, "Bagaimana suasana sekarang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun