Bosan memandangi tembok dan komputer, Bang Jaka berinisiatif menghilangkan kejenuhan dengan cara mendatangi kediaman tetangga. Â Ya, sekali-sekali bolehlah bertandang ke rumah tetangga. Toh, tidak merepotkan.
"Ini tak ada kaitan dengan rumput tetangga lebih hijau, loh," ucap Jaka dengan nada gurau kepada isteri tercintanya.
"Enggak ada kaitan ke situ. Lagi pula enggak ada janda cantik, kan?" sambung Bang Jaka meyakinkan isterinya sambil minta izin keluar rumah.
"Ya, tapi tetap saja harus menggunakan masker. Pakai itu barang?" pinta isterinya yang selalu khawatir akan kesehatan suaminya.
Terlebih lagi isterinya itu belakangan ini makin cemas. Sebab, orang terpapar virus Corona atau Covid-19 di Jakarta makin banyak.
"Perasaan saya selalu 'kebat-kebit'," ujar Sarah, isteri Bang Jaka yang setia setiap hari menemani suminya berada di rumah.
Ia juga selalu mengingatkan Jaka untuk selalu mengenakan masker meski itu hanya pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu.
Bang Jaka memang orang rumahan.Tak suka keluyuran, apa lagi begadang. Ia selalu berpegang pada nasihat Bang Haji Roma Irama, jangan begadang kalau tak ada gunanya. Ya, seperti lagu dangdut yang populer pada tahun 80-an. Lagu Bang Haji yang baru, yang bertemakan tentang Corona, juga ia sukai. Apa alasannya, ya hanya Bang Jaka sendirilah yang tahu semua itu.
Yang jelas, si Jaka ini memang penggemar lagu dangdut. Sangat bertentangan dengan kegemaran sang isterinya. Sarah paling gemar lagu Barat. Maklum sekolahnya pun lebih tinggi, punya gelar strata dua. Sedang Bang Jaka, hanya lulusan SLTA. Tapi soal rejeki dan hoki, Bang Jaka belum ada tandingannya di kampung.
Kata orang, Bang Jaka itu nasibnya aja berpangkat kopral tapi soal rejekinya malah sekalas jenderal.
Nah, lantaran ia tergolong kaya, maka segala informasi mudah didapati. Ia meyakini, informasi jadi ujung tombak baginya dalam mengambil keputusan dalam berbisnis. Karena itu, silaturahim dianggap paling penting. Dengan siapa pun harus bergaul baik. Ya, termasuk dengan tetangga itu.