Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelisik Kematian Pasukan Tentara Gajah

2 April 2020   14:57 Diperbarui: 2 April 2020   15:04 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Pasukan tentara gajah yang pongah. Foto | Tirto.ID

 

Murid anak sekolah dasar pasti tahu siapa tentara gajah. Disebut demikian lantaran tentara itu mengendarai kawanan gajah yang hendak menghancurkan Ka’bah.

Sebutan tentara gajah menjadi melegenda lantaran dikaitkan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. Nah, saat pak guru di depan kelas menjelaskan tahun berapa Nabi besar itu lahir. 

Sang guru tak menyebut tahun berapanya, tetapi ia lebih fokus dan menekankan sebagai pertanda kelahiran Nabi Muhammad setelah gagalnya tentara gajah yang hendak menghancurkan Ka’bah.

Tidak persis sekali sih. Tapi, kira-kira kisarannya beberapa bulan setelah tentara gajah dihancurkan. Pasukan tentara gajah itu hencur lebur setelah ikut campurnya Allah melindungi Ka’bah dengan mendatangkan burung Ababil.

Jadi, jika anak-anak kita ditanyakan tahun berapa Nabi Muhammad Saw lahir. Maka, mereka dengan cepat memberi jawabannya adalah tahun gajah. Tahun gajah lebih diingatnya berkaitan dengan cerita pasukan yang gagah dan dipimpin Abrahah itu hancur seketika.

Cerita itu, bagi penulis pun hingga kini masih berkesan. Apa lagi jika mengingat sang guru menjelaskan dengan bahasa tubuhnya meliuk-liuk, mata melotot diselingi tangan menunjuk ke kanan dan kekiri. Wuih, kalau ingat gaya guru seperti itu, jika dibuatkan videonya ya bisa viral.

Nah, sungguh menarik peristiwa itu jika kita kaitkan dengan virus coronna yang sekarang juga bikin geger warga dunia dan menakutkan. Takut tentu bagi orang yang memang benar-benar mengerti tentang bahanya virus mematikan itu. Tentu tidak bagi orang tak waras? Panik berlebihan hingga hilang logikanya sampai menolak jenazah terpapar virus corana untuk dimakamkan.

**

Mekkah merupakan kota suci yang wajib dihormati, tapi kala itu tak dapat menyaingi kota-kota lainnya di Jaziah Arabia lainnya. Sebab, sungguh sangat gerasang. Andai tak ada Ka’bah yang diagungkan semua masyarakat Arab, maka Mekkah tak ada artinya.

Senyatanya orang Arab itu tidak dungu seperti dilukiskan pada era Jahiliyah yang hidup dalam kebodohan. Itu terbukti beberapa kali Alquran dari beberapa ayat membatah dalih orang Arab sambil meluruskan pendapatnya. Orang Arab kala itu sangat kukuh dalam perdebatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun