Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyayangi Hewan Menempa Diri Jadi Insan Penyabar

29 Februari 2020   15:18 Diperbarui: 2 Maret 2020   01:49 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusara hewan di halaman RS Hewan. | Foto: Dokumentasi pribadi

Bisa ikan hias atau pun binatang lainnya sepanjang tak mengganggu kehidupan bertetangga. Maksud penulis, jangan paksakan memelihara hewan di lingkungan tidak mendukung. Misal memelihara anjing herder di lingkungan pemukiman padat, ya harus dihindari.

Sebab, ya kita pun sudah tahu. Bahayanya itu, loh. Bukankah kita pernah mendengar berita seekor anjing di Jakarta menganiaya seorang pembantu karena ketidaktahuannya memperlakukan hewan tersebut.

Sering kita dengar berita bahwa para penyayang binatang menangkap hewan telantar, seperti kucing dan anjing agar tidak terlindas kendaraan.

Upaya itu dimaksudkan untuk menekan angka kecelakaan di jalan raya. Sebab, masih ada warga mengalami kecelakaan di jalan raya lantaran menghindari kucing memotong jalan.

Hingga kini masih kuat di sebagian anggota masyarakat akan kepercayaan bahwa menabrak kucing di jalan raya membawa konsekuensi mendapatkan bahaya di hari ke depannya.

Entah mitos atau memang menjadi keyakinan. Yang jelas, banyak orang  jika sudah terlanjur menabrak kucing, lalu orang bersangkutan segera menguburkan dengan baik.

Kini, kita patut bersyukur Pemprov DKI Jakarta telah memberi perhatian kepada hewan peliharaan. Kita memang sudah menyadari bahwa keberadaan rumah sakit hewan demikian penting.

Sebab, di rumah sakit tersebut, bukan hanya mengobati hewan yang berkeliaran di sejumlah jalan, tapi juga diharapkan dapat memantau kesehatan berbagai jenis hewan di Kebun Raya Ragunan.

Jadi, menurut penulis, dan ini sejalan dengan ajaran agama, berbuat baik kepada hewan sangat dianjurkan. Apalagi terhadap hewan yang ditelantarkan. Pernahkan Anda mendengar kisah Nabi Muhammad SAW yang menyebut, ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan. Lalu dia turun ke sumur dan minum.

Tatkala dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, "Anjing ini kehausan seperti diriku". Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.

Lalu para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?" Beliau menjawab, "Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran."

Salam berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun