Pernakah Anda menyaksikan pengantin pria bersorak gembira seusai mengucap kabul setelah orangtua pengantin perempuan menyampaikan ucapan ijab dalam suatu pernikahan?
Sang pengantin pria gembira lantaran merasa sukses dan kemudian dinyatakan sah pernikahan tersebut.
Pada momen lain dalam suatu pernikahan, sang pengantin pria bersikap biasa saja setelah mengucap kabul dalam pernikahan dalam menyambut lafas ijab yang disambaikan orangtua pengantin perempuan (atau penghulu yang mewakilinya). Di sini justru terjadi keseruan. Sang pengantin perempuan bersorak sambil mengangkat tangan ke atas bagai seorang atlet dalam arena pertandingan setelah berhasil keluar sebagai pemenang.
Keren, kan? Ada pengantin di-briefing. Seperti tentara yang mau nikah ditanyai ini dan itu oleh komandannya. Mungkin itu terjadi zaman baheula.
Biasanya briefing itu disampaikan anggota keluarga agar sang pengantin pria kala berlangsung prosesi ijab dan kabul tidak gegap. Tidak grogi alias tidak gugup. Maklum, proses pernikahan berupa ijab dan kabul itu merupakan hari penentuan lembaran kehidupan baru bagi dua insan yang bersemangat dan telah bersepakat membangun rumah tangga.
Tapi, lebih dari itu, tujuan memberi arahan adalah agar proses ijab kabul tidak bertele-tele karena sering dijumpai pengantin pria berulang-ulang salah menyambut atau memberi jawaban dari ijab yang disampaikan orangtua pengantin perempuan.
Bahkan, dijumpai, pengantin pria tak mampu berkata-kata. Ia kemudian menjadi olok-olok orang banyak. Padahal sang pengantin pria punya pendidikan baik, gagah dan keren mengenakan pakaian adat.
**
Ijab adalah kata-kata yang diucapkan oleh ayah dari pengantin perempuan atau walinya.
Kabul adalah kata-kata yang diucapkan oleh pengantin pria sebagai jawaban dari Ijab yang diucapkan ayah atau wali dari pengantin perempuan.