Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indahnya Setelah Memahami Ihram

17 Februari 2020   13:07 Diperbarui: 17 Februari 2020   13:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah masjid pinggiran Jakarta terdengar obrolan antara santri dan pak ustaz. Pembicaraannya seputar ibadah haji dan umrah. Ibadah ini bagi kalangan umat Muslim selalu menjadi pembicaraan hangat kala musim haji tiba.

Nah, obrolan itu diawali dengan pertanyaan sederhana. Sang ustaz mengajukan pertanyaan kepada santri seputar ihram.

Tanya pak ustaz (U): Kamu pernah ihram?

Jawab santri (S): Belum.

U: Mengapa?

S: Belum pergi haji

U: Umrah juga belum, kan?

S: Iya

Lantas, sang ustaz kembali bertanya kepada santri yang belum juga beranjak dari duduknya di lantai menanti penjelasan.

U: Tadi, bersama-sama, ikut melaksanakan sholat Subuh, kan?

S: Iya

U: Apa ucapan mengawali sholat Subuh tadi, sebelum surat Al Fatiha dibaca?

Sampai di sini sang santri terperangah. Ia menyadari bahwa kalimat yang dibacanya adalah  takbiratul ihram. Allahu Akbar, itulah yang disebut takbiratul ihram. Bacaan ini juga sering dinamakan takbiratul ula. Takbiratul Ihram ini adalah bacaan takbir yang disebutkan dengan keras atau terdengar jelas pada permulaan ibadah sholat.

Setelah takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah yang berisi pujian, pemuliaan dan sanjungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Lantas membaca Alloohu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiiroo wasubhaanalloohi bukrotaw wa-ashiilaa) 

Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaa wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin.

Nah, di sini sang usaz tak melanjutkan obrolannya seputar sholat dan bacaan seperti di atas tadi. Ia mengajak sang santri untuk merenungkan apa itu takbiratul ihram.

**

Takbiratul ihram dapat juga disebut sebagai gerakan awal shalat, karena salat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan salam.

Imam Masjidil Haram, Nawawi al-Bantani. Atau lebih populer Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, lahir di Tanara, Serang, 1230 H/1813 M - meninggal di Mekkah, Hijaz 1314 H/1897 M, dijelaskan prihal takbiratul ihram.

Dalam buku Safiinatun Najaah,  karya sang imam ini, disebut 16 hal yang harus diindahkan ketika seorang Muslim menunaikan ibadah shalat. Di antaranya takbir harus dilakukan berdiri, menggunakan Bahasa Arab, mengindahkan lafal jalalah, tertib dalam lafal Allah dan Akbar, tak boleh memanjangkan hamzah lafal jalalah dan lafal Akbar.

Yang lain lagi tak boleh menambah huruf waw mati dan hidup antara dua kata, tak boleh berhenti antara lafal Allah dan Akbar, harus mendengar semua huruf takbiratul ihram, dilaksanakan saat waktu masuk shalat, menghadap kiblat.

Penulis tidak menguraikan satu per satu dari hal yang harus diperhatikan kala takburatul ihram. Bisa terlalu panjang tulisan ini. Yang jelas imam yang juga canggah dari Wakil Presiden RI KH Ma'rif Amin ini demikian teliti menguraikan detail tentang pelaksanaan sholat.

Kita pun patut mengagumi Syekh Nawawi lantaran sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih yang meliputi berbagai disiplin ilmu.

**

Kain ihram bagi lelaki ketika menunaikan haji dan umrah. Foto | dindingkaca.com
Kain ihram bagi lelaki ketika menunaikan haji dan umrah. Foto | dindingkaca.com
Obrolan santri dan sang ustaz masih berlanjut. Tetapi lebih menjurus ke satu arah, sang ustaz menguraikan prihal Ihram dalam konteks ibadah haji dan umrah. Ihram dimaknai sebagai keadaan seseorang yang telah beniat untuk melaksanakan ibadah haji dan atau umrah. Mereka yang melakukan ini adalah calon jamaah haji dan umrah. Sebelum melaksanakannya yang bersangkutan harus miqat dan diakhiri dengan tahallul.

Sejatinya, ihram menurut bahasa adalah menahan atau melarang. Ihram ialah niat untuk melaksanakan haji atau umrah atau keduanya, yang ditandai beberapa amalan. Ihram dimulai dari miqat.

Lalu, apa sih miqati itu. Miqat ialah tempat dan waktu yang ditentukan untuk memulai ibadah haji atau umrah dengan cara mengenakan pakaian ihram bagi lelaki, dan pakaian yang menutup aurot bagi perempuan.

Saatnya Berhaji dan kita pun wajib memahami tempat miqat. Namun dii sini penulis tak menjelaskan, terlalu panjang.

Nah, bagaimana soal ihram tadi. Dalam praktek, selalu calon jemaah haji (umrah) diharapkan melaksanakan mandi sunahihram lantas memakai ihram. Dua lembar kain putih lantas dikenakan sesuai panduan manasik haji.

Ihram dilakukan dengan melafazkan niat. Secara umum niat itu dapat berupa bahwa ia telah berniat melaksanakan ibadah haji, dan untuk itu pula berihram dengan ikhlas karena Allah semata.

Terpenting ketika mengenakan ihram adalah larangannya. Di antaranya dilarang menutup kepala bagi lelaki (topi), dilarang mengenakan pakaian berjahit seperti celana dalam, diharamkan memburu dan membunuh binatang liar seperti rusa dan burung, dilarang mencabut, mencukur rambut di anggota tubuh, dilarang memotong kuku, dilarang mengenakan minyak wangi, menikah atau menikahkan, dan dilarang berhubungan suami-isteri.

Khusus bagi wanita, selain larangan tadi, dilarang menggunakan cadar dan sarung tangan. Namun wanita diperbolehkan mengenakan pakaian berjahit dan perhiasan emas.

Nah, lantaran saat ini tengah ramai penyakit Corona, perlu diperhatikan tentang larangan jamaah haji yang telah berihram tidak lagi mengenakan masker. Kecuali jamaah tersebut memang memerlukan karena alasan kesehatan.

Tegasnya, penggunaan masker juga tidak diperbolehkanbagi yang sudah berihram. Karena salah satu larangan berihram bagi laki-laki adalah mengenakan baju berjahit. Kecuali karena alasan kesehatan. Itu pun harus memperhatikan seberapa besar gangguan kesehatan itu.

Dengan berihram itu berarti calon haji sudah harus membuang jauh-jauh segala macam perbedaan, keangkuhan. Bahkan, bagi pejabat dari Tanah Air sudah harus melepaskan status sosialnya.

Ihram menggambarkan bahwa seseorang di hadapan Allah sama. Yang membedakan manusia satu dan lainnya hanya ketakwaannya. 

**

Dari pengertian ihram tadi: tagbiratul ihram dan ihram dalam berhaji, kita dapat memahami betapa indahnya dalam beribadah jika memahami maknanya lebih dalam lagi. Larangan pada sholat yang diawali taqbiratul ihram dimaksudkan agar bagi yang tengah melaksanakan sholat (5 waktu) dan sholat sunnah dapat melaksanakannya dengan tertib.

Demikian juga ihram dalam ritual ibadah haji. Semua dimaksudkan agar haji yang dikerjakannya menghasilkan haji mabrur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun