
Penduduk kota Singkawang, yang awalnya bagian dan ibukota dari wilayah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, tercatat 246.306 jiwa dan 42 persen diantaranya Tionghoa. Sisanya Jawa, Dayak, Melayu dan suku lainnya.
Orang Tionghoa sudah ada di kota ini sudah sejak ratusan tahun lalu ketika pertambangan Moterado dibuka. Orang luar bisa jadi melihat Singkawang sebagai Pecinan atau Chinatown.
Uniknya, di kota ini ada beberapa tempat wisata menarik, antara lain pantai pasir panjang, Sinka Island Park, Sinka Zoo, Bukit Bougenville, Taman Chidayu, Teratai Indah, Pasar Hongkong, Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Danau Biru. Sedangkan budayanya yang paling menonjol adalah Cap Go Meh, Gawai Dayak Naik Dango.
Singkawang dijuluki sebagai kota seribu kelenteng. Vihara atau kelenteng ada di mana-mana, begitu pula tempat sembahyang yang lebih kecil, cetiya, ada di mana-mana. Hingga 2020, diperkirakan 720 bangunan vihara dan cetiya bertebaran di kota itu.
Sementara itu rumah ibadah bagi umat Muslim di Singkawang, ada dua masjid besar yang sering digunakan umat Islam. Masjid Agung Nurul Islam dan Masjid Raya Singkawang. Delapan masjid besar lainnya teresebar di beberapa tempat.
Bagi umat Islam dan penganut agama lainnya, keunikan yang dimiliki warga Singkawang itu merupakan daya pikat wisatawan mancanegara. Terlebih saat Imlek dan Cap Go Meh.
Selamat Imlek 2571 Kongzili.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI