Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Pemain Ular yang Peduli Korban Banjir

19 Januari 2020   07:54 Diperbarui: 19 Januari 2020   08:17 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Rudy, Ketua FH'20 Usakti Jakarta (kanan) tengah berdiskusi dengan rekannya. Foto | Dokpri

Sesungguhnya permainan ular yang dibawakan anak-anak tak ada hubungannya dengan banjir. Tapi menjadi demikian dekat dengan pemain ular (panjang/naga) yang dibawakan para ibu cantik dari komunitas Fakultas Hukum Angkatan 20 Universitas Trisakti (FH'20 Usakti) Jakarta.

Para korban banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) tentu masih ingat, kala hujan dan banjir hebat melanda wilayah itu, bukan hanya ketinggian permukaan air yang menakutkan lantaran dapat merusak harta benda di kediaman, tetapi juga hadirnya ular yang berpotensi mengancam keselamatan semua orang di sekitar.

Joget ria bersama Ria, penyanyi dangdut Terajana. Foto | Dokpri
Joget ria bersama Ria, penyanyi dangdut Terajana. Foto | Dokpri
Ular sanca dan kobra yang dijumpai warga ketika banjir datang, oleh warga kemudian diwartakan melalui media sosial.

Tetapi berbeda dengan ular yang satu ini. Dulu, utamanya para orang yang sudah "tuwir", ketika masih kecil masih ingat permainan para bocah di kampung berbaris rapi sambil bernyanyi mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman. Para boca itu bergerak melingkar apik dan enak dipandang mata.

Permainan itu kemudian dikenal sebagai ular panjang/naga.

Asyik menikmati para ibu gembira. Foto | Dokpri
Asyik menikmati para ibu gembira. Foto | Dokpri
Sesuai dengan nyanyian yang dibawakan bersama, barisan anak-anak yang bergerak maju lalu melintasi "gerbang" buatan tangan rekan-rekannya. Diumpamakan barisan yang bergerak itu bagai ular melewati "gerbang", namun kala lagu yang dibawakan berakhir, seorang anak yang berjalan paling belakang 'ditangkap' oleh "gerbang".

Permainan tersebut, oleh Wikibuku digambarkan bahwa setelah itu si "induk" dengan semua anggota, yang juga rekan satu tim, berderet di belakangnya. Terjadi dialog disusul saling berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap. Maka, terjadilah keseruan yang mengundang gelak tawa orang yang menyaksikan.

Tawa para ibu ingat masa kecil. Foto | Dokpri
Tawa para ibu ingat masa kecil. Foto | Dokpri
Ini kutipan lagu yang dinyanyikan oleh semua pemain, termasuk si "gerbang", yakni pada saat barisan bergerak membentuk lingkaran.

Ular naga panjangnya bukan kepalang

Menjalar-jalar selalu kian kemari

Umpan yang lezat, itu yang dicari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun