Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Momen Langka Pengantin Berpidato

13 Januari 2020   09:53 Diperbarui: 13 Januari 2020   09:49 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo bareng. Seru! Foto | Dokpri

Sungguh, penulis merasa menyesal tidak punya kesempatan menangkap momen langka seorang pengantin berpidato dalam acara resepsi pesta pernikahannya.  

Kata orang bijak, penyesalan memang selalu datang belakangan. Andai ia tahu apa yang terjadi, tentu persiapan jauh sebelum terjadi dilakukan persiapan.

Pasangan yang berbahagia. Foto | Dokpri
Pasangan yang berbahagia. Foto | Dokpri
Pepatah yang sering kita dengar adalah, siapkan payung sebelum hujan. Artinya, jika sudah mendung dan mau bepergian baiknya siapkan payung. Mendung adalah pertanda alam bagi manusia dalam waktu dekat akan turun hujan. Memang mendung tak selalu terjadi hujan. Itu pengecualian.

Berbeda memang jika anda menyengaja untuk bermain hujan seperti para bocah saat banjir Jakarta kemarin.

Begitulah rasa penyesalan itu masih terasa dan terpikirkan kala bangun dari tidur. Pasalnya, penulis hanya mengabadikan seorang pengantin berpidato hanya dengan telepon genggam jadul. Sudah tentu hasilnya tak menggembirakan.

Kini, ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Peristiwanya sudah terjadi dan tak mungkin momennya dapat diulang kembali.

Pada Sabtu malam penulis bersama isteri menghadiri peseta pernikahan seorang sahabat. Ia menggelar resepsi di Hotel Crown Plaza Jakarta. Pesta dr Dini Alyani, puteri Bapak Achirwan dan Ibu Kris  Pudyastuti, dengan Agi Anggardarma BA (Hons), putera dari Bapak Donny Hardono dan ibu Lies Indriati, berlangsung meriah. Sejumlah artis hadir. Tampak Tantowi Yahya, penyanyi country dan Dubes RI untuk Selandia Baru nampak hadir.

Andai saja penulis sebagai seorang reporter kemudian gagal meliput momen penting dan langka seperti itu, bisa jadi redaktur di kantor marah besar. Sebab, jurnalis yang tidak peka terhadap sesuatu yang peristiwa bernilai berita sangat berpotensi untuk digrounded, dicopot, kena sanksi dan ditempatkan sebagai pegawai administrasi.

Mengapa? Ya, karena ia tak lagi punya cita rasa terhadap peristiwa yang berbeda dan patut diangkat sebagai berita yang aktual.

Hmmm. Itu sebabnya, meski tak lagi sebagai jurnalis, penyesalan menangkap momen langka seorang pengantin berpidato masih terasa hingga tulisan ini dibuat.

Pengantin tengah melangkah ke pelaminan. Foto | Dokpri
Pengantin tengah melangkah ke pelaminan. Foto | Dokpri
**

Sebagai pemerhati acara resepsi pernikahan, biasanya seusai kirap pengantin tampil sesepuh atau wakil anggota keluarga pengantin (pria/wanita) memberikan sambutan di hadapan para undangan yang sudah "berjubel" di ruangan.

Para undangan tersebut berbaris tertib dan diarahkan para among tamu untuk bersiap-siap naik ke pelaminan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada kedua orang tua pengantin pria/wanita dan kedua pengantin yang tengah bahagia.

Sungguh, penulis merasa terkejut ketika MC (master of ceremonies) atau pembawa acara melalui pelantang mengumumkan bahwa sambutan acara resepsi pesta pernikahan tersebut disampaikan pengantin pria. Sementara kedua orang tua mereka hanya menyaksikan putera dan puterinya -- yang tengah berdiri mengenakan pakaian pengantin -- berdiri berdampingan menyampaikan pidato sambutan.

Photo bareng. Seru! Foto | Dokpri
Photo bareng. Seru! Foto | Dokpri
Ini memang tidak umum, tetapi juga tidak menyalahi aturan. Justru para undangan memberi apresiasi atas keberanian pengantin pria, dalam hal ini Agi Anggardarma, yang menyampaikan sambutan.

Pesan yang disampaikan sih tak terlalu panjang. Hanya berisi ungkapan isi hati kebahagiaan dan ucapan terima kasih para undangan telah hadir. Mereka juga berharap pernikahan yang telah dilakukan pada Sabtu pagi di tempat yang sama dapat mengantarkan kehidupan mereka bahagia dan mendapat berkah dari Allah.

Dan, hadirin pun berdoa agar pasangan pengantin baru itu menjadi keluarga yang  sakinah, mawaddah wa rahmah.

Tak ada sambutan lain seusai Agi Anggardarma menyampaikan pidato sambutan, seperti misalnya pada kebiasaan pesta pernikahan Jawa menampilkan tarian Gatot Kaca Gandrung. Itu tak ada. Tapi, justru tampilnya sejumlah artis di atas pentas membawakan lagu-lagu bernada indah dan menggembirakan seusai doa dipanjatkan yang dipimpin seorang ustadz.

Selamat menempuh hidup baru dan bahagia untuk dr Dini Alyani dan Agi Anggardarma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun